KLATEN, sp-globalindo.co.id- Mobil Eropa cukup banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, meski populasinya tidak sebanyak mobil Jepang.
Mobil Eropa memiliki kualitas yang lebih tinggi baik dari segi material maupun performa. Ini menjadi nilai tambah, meski suku cadangnya dinilai lebih mahal.
Pemula harus tahu seperti apa rasanya memiliki mobil Eropa atau berencana membelinya dalam kondisi bekas.
Baca juga: Benarkah Mobil Bekas Eropa Lebih Sulit Perawatannya?
Danang, pemilik bengkel spesialis BMW dan Mercedes-Benz di Semarang, mengatakan tidak jarang konsumen terjebak dengan suku cadang atau jasa perbaikan yang lebih mahal karena kurangnya kontak.
“Pemula perlu membangun relasi dalam memiliki mobil bekas Eropa karena tidak semua bengkel bisa menangani kerusakan seperti itu, setidaknya konsumen memahami keberadaan bengkel spesialis,” kata Danang kepada sp-globalindo.co.id, Kamis (24 Oktober 2024).
Danang mengatakan dengan memperkaya jaringan, pengguna mobil bekas Eropa akan lebih mudah mendapatkan suku cadang dengan pilihan kualitas berbeda.
Baca juga: Alasan Tuas Lampu Sein Di Sisi Kiri Setir Mobil Eropa
“Perbaikan mobil bekas Eropa seringkali dianggap mahal karena konsumen tidak memiliki link atau rujukan ke tempat yang tepat untuk servis mobilnya,” kata Danang.
Danang mencontohkan konsumen bisa mendapatkan harga lebih murah untuk mengganti shockbreaker mobil alarm tahun 2005 seperti Mercedes Benz dan BMW.
Dibandingkan dengan mobil Jepang yang tegurannya sama, misalnya shockbreaker di Honda Civic atau Toyota Altis bisa mencapai Rp5 juta, tapi di Mercy atau BMW bisa mencapai Rp2,5 juta, kata Danang.
Danang mengatakan, suku cadang mobil Eropa bisa didapatkan dengan harga terjangkau dengan membangun koneksi atau memilih bengkel yang tepat. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.