SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Sports

Pengamat: Indonesia Respons Cepat Berbagai Tantangan Sektor Maritim

JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Inspektur Angkatan Laut Indonesia dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan Indonesia berhasil merespons dengan cepat dan penuh semangat berbagai permasalahan di industri maritim.

Peristiwa paling terkenal yang tercatat terjadi pada 21 Oktober 2024, ketika kapal Penjaga Pantai China 5402 ditembaki Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) di Natuna Utara.

Kapal asing tersebut langsung diusir setelah selesai survei dan pengolahan data 3D yang dilakukan PT Pertamina menggunakan kapal MV. Geo Coral membuat penemuan global ini.

Baca Juga: Bakamla Usir Kapal Penjaga Pantai China dari Natuna Utara

Kapten Hakeng mengatakan, dalam pidatonya di Jakarta, Senin, krisis tersebut tidak hanya meningkatkan posisi strategis Indonesia, tetapi juga menunjukkan kemampuan negara dalam mempertahankan kemerdekaan.

Permasalahan ini menjadi indikasi kuat bahwa Indonesia tidak akan mundur dalam menghadapi pernyataan sepihak yang bertentangan dengan hukum internasional. Kami, kata Hakeng dilansir Antara, Selasa (17/12/2024).

Hakeng juga mengungkapkan pertempuran yang sedang berlangsung di Laut Merah dan Teluk Aden melawan kelompok Houthi, sehingga menambah tekanan pada rute pelayaran internasional.

Arah strategis perdagangan internasional menghadapi ancaman serius seperti kenaikan biaya pengiriman, penundaan produksi dan permasalahan pasokan energi.

“Konflik ini berdampak signifikan terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia, negara yang perekonomiannya sangat bergantung pada stabilitas jalur perairan strategis seperti Selat Malaka,” jelasnya.

Baca Juga: Ketua Bakamla Temui Menteri Pertahanan, Bahas Penguatan Maritim

Sebagai responnya, Indonesia telah memperkuat integrasi regional untuk menjamin keselamatan kapal di jalur penting ini.

Penguatan polisi maritim, kerja sama dengan negara tetangga, dan perluasan alat sistem persenjataan besar (alutsista) menjadi prioritas utama pemerintah.

Di sisi lain, perekonomian laut, khususnya jumlah pasir laut, menjadi salah satu tujuan terpenting laut pada tahun 2024.

Menurut Hakeng, pembangunan pasir laut penting untuk melindungi wilayah pesisir dari banjir akibat perubahan iklim.

Selain itu, properti ini penting dalam desain lansekap untuk menghilangkan kekecilan kota. Namun, ia menilai kelompok ini harus dikelola dengan hati-hati.

Baca juga: Indonesia Diperkirakan Bisa meraup pendapatan Rp 67 triliun dari penjualan pasir laut

Selain itu, penangkapan ikan secara ilegal, tidak dilaporkan, dan ilegal (IUU fishing) merupakan ancaman serius yang terus mengancam sumber daya kelautan Indonesia.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, lanjutnya, pemerintah harus memperkuat kegiatan pengawasan KPLP, Polair, Satgas KKP, AL, Bakamla dan lembaga terkait lainnya. Selain itu, pemerintahan maritim harus fokus pada kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menyelesaikan tugas ini.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *