SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Pengungsi Ukraina di Inggris Berharap Ada Perdamaian di Tanah Airnya

London, sp-globalindo.co.id – Warga Ukraina yang tinggal di Essex, Inggris mengharapkan perdamaian di tanah airnya.

Diketahui bahwa lebih dari 3.000 pengungsi dari Ukraina tinggal di Essex di bawah program pemerintah “Rumah untuk Ukraina”.

Sebelumnya, Presiden AS yang baru terpilih Donald Trump berjanji untuk mengakhiri perang selama kampanye pemilihannya.

Baca juga: Pada hari ke-1000 invasi Rusia, Ukraina bertujuan untuk mengakhiri perang tahun depan.

Namun, warga Ukraina yang tinggal di wilayah tersebut (Essex) menyatakan tidak akan menerima hilangnya wilayah mereka.

Vlada Zabilina, yang melarikan diri dari Mariupol dan sekarang tinggal di Southend (sebuah kota di Essex): Saya berharap janji mereka untuk mengakhiri perang terpenuhi, kami menginginkan perdamaian, katanya.

Menurut dewan kota, Zabylina adalah satu dari 59 warga Ukraina yang tinggal di Southend.

Seorang wanita berusia 21 tahun tinggal bersama keluarganya ketika rumahnya dibom dan dia menghadapi masa-masa sulit.

“Tempat tinggal kami hancur, kami tidak dapat mengisi daya ponsel, sehingga kami tidak dapat berkomunikasi dengan dunia luar, jadi kami memutuskan untuk pergi setelah menghabiskan sisa makanan kami,” katanya seperti dikutip BBC, Kamis. 21/21/21). 11/2024).

Selama debat presiden, Presiden terpilih Trump mengatakan dia akan mengakhiri perang sebelum menjabat.

Baca juga: Rusia telah berjanji untuk merespons jika Ukraina meluncurkan rudal jarak jauh AS

Namun Trump tidak memberikan rincian bagaimana mengakhiri perang tersebut.

Meskipun Zabielina mengharapkan perdamaian, dia ingin penduduk di wilayah yang dikuasai Rusia seperti kampung halamannya di Mariupol diajak berkonsultasi mengenai kesepakatan apa pun.

“Situasi di Ukraina sangat sulit sehubungan dengan wilayah pendudukan, dan sebagai orang di sana, saya yakin konflik ini akan memberikan jalan yang baik bagi masyarakat,” katanya.

Rekan senegara kami yang berusia 31 tahun, Anna Sahan, tinggal bersama saudara perempuannya di Leigh-on-Sea setelah datang dari kota Poltava, yang terletak di antara Kyiv dan Kharkiv.

“Ada satu skenario di mana AS membantu Ukraina dan kami memenangkan perang ini, dan ada skenario lain di mana AS memutuskan untuk memberikan Ukraina kepada Rusia,” ujarnya.

“Saya ingin Ukraina kembali ke keadaan semula dengan seluruh wilayahnya, karena jika tidak, apa yang akan terjadi dengan Polandia, Lithuania, Latvia, selanjutnya tentu saja Eropa,” ujarnya.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina berubah menjadi perang robot

Selain itu, Zabilina dan Sahan adalah dua dari sekian banyak warga Ukraina yang menerima bantuan dari badan amal “Selamat Datang di Inggris” yang didirikan oleh Ilda Sinani.

Organisasi ini mengajarkan bahasa Inggris dan mendukung orang-orang dari 72 negara di seluruh dunia yang menyebut Southend sebagai rumahnya. Dapatkan berita terkini dan pilihan kami langsung dari ponsel Anda. Untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id, pilih saluran berita favorit Anda: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *