JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) menyebutkan penjualan mobil di dalam negeri pada tahun depan terancam kembalinya pandemi Covid-19, sekitar 500.000.
Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan, hal itu mungkin terjadi jika Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dinaikkan menjadi 12 persen.
Ada pula opsi perpajakan tambahan, antara lain Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Tunjangan Balik Kendaraan (BBNKB).
Baca Juga: Toyota mendapat permintaan mobil hybrid murah
“Jika kebijakan ini diterapkan, penurunannya akan signifikan. Tahun ini saja, target penjualan direvisi dari 1 juta unit menjadi 850.000 unit. “Dengan tambahan opsi pajak dan PPN 12 persen, penjualan bisa turun ke level epidemi, sekitar 500.000 unit,” kata Kukuh baru-baru ini.
Ia menambahkan, perkiraan menunjukkan bahwa setiap kenaikan opsi pajak sebesar 1 persen dapat menurunkan penjualan mobil sebesar 10 persen. Hal ini menjadi tantangan besar, apalagi mengingat menurunnya daya beli masyarakat.
Selain itu, Kukuh juga menegaskan, fenomena menurunnya kelas menengah, sekitar 10 juta jiwa yang tergerus di sektor ini, juga menjadi penyebab menurunnya daya beli mobil.
“Kelas menengahlah yang menggerakkan pasar mobil. “Kalau daya beli mereka turun dampaknya sangat signifikan,” ujarnya.
Baca juga: Efek Samping Pencampuran Bahan Bakar Beroktan Tinggi
Dalam suatu kesempatan, Ketua Umum Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan dampak kenaikan PPN sebesar 12 persen akan lebih besar bagi pembeli mobil kelas bawah. Pasalnya mobil seharga Rp 300 jutaan akan mendapat kenaikan harga sekitar Rp 3 jutaan.
Oleh karena itu, Gaikindo menegaskan industri otomotif memerlukan dukungan pemerintah, misalnya dengan menggunakan insentif finansial seperti pembebasan PPnBM yang terbukti efektif dalam masa pemulihan pandemi.
Sebagai perbandingan, Malaysia mampu mempertahankan pertumbuhan pasar mobil dengan kebijakan insentif yang kuat, bahkan melampaui Thailand dalam penjualan mobil.
Perekonomian Indonesia yang hanya tumbuh 5 persen, di bawah perkiraan awal sebesar 6 persen, memperburuk keadaan.
“Jika langkah-langkah strategis tidak diambil, posisi Indonesia di pasar mobil ASEAN mungkin terancam, sementara negara lain seperti Malaysia terus mengalami kemajuan yang signifikan,” kata Kukuh. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran media favorit Anda untuk mengakses saluran sp-globalindo.co.id di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.