JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Baru-baru ini beredar video viral di media sosial yang memperlihatkan sepasang suami istri dipukuli oleh beberapa orang di jalan alternatif menuju Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Dalam video yang diunggah akun Instagram Dashcamindonesia, perselisihan tersebut menyedot perhatian publik karena kata-kata kasar dan pemukulan.
Dalam kasus ini, korban mengungkapkan bahwa istrinya yang sedang hamil 8 minggu terancam pingsan karena stres akibat situasi kekerasan tersebut.
Baca juga: Peralatan Nirkabel Bikin Servis Mobil Praktis Mengapa Kekerasan di Jalan Meningkat?
Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), menekankan bahwa kekerasan di jalan raya menjadi lebih umum dan mencerminkan meningkatnya beban hidup masyarakat.
“Ini merupakan wujud ketidakpuasan pengguna jalan terhadap kehidupan orang lain. Ketika terjadi kekerasan di jalan raya, hal tersebut semakin sering terjadi pada pengemudi atau pengguna jalan lain di Indonesia,” kata Jusri (12-24) kepada sp-globalindo.co.id, Selasa. . 2024). ).
Lebih lanjut, Jusri menjelaskan, frekuensi gegar otak menandakan masyarakat sudah stres karena tekanan kehidupan sehari-hari.
“Tetapi jika kita melihat kasus pemukulan, mereka adalah orang-orang yang sudah stres karena tekanan hidup.
Baca juga: PO Atlantic PM Gunakan Bangku Mirip Sofa di Bus Baru
Apa hubungan antara kesejahteraan dan perilaku pengemudi?
Menurut Jusri, tawuran atau tawuran merupakan salah satu bentuk kecemburuan sosial yang berkembang di masyarakat.
“Banyak yang iri hati, kalau ada konflik di jalan, masyarakat langsung melampiaskannya. Sehingga jalanan menjadi tempat peperangan,” jelasnya.
Ia juga mencatat bahwa ada korelasi kuat antara kesejahteraan jalan dan perilaku pengemudi.
Jusri mencontohkan, kondisi jalan di negara maju berbeda dengan negara dunia kedua atau ketiga.
Baca juga: Lebih dari 900.000 Mobil Meninggalkan Jabodetabek di Malam Natal.
Ketika taraf hidup tinggi, jangan langsung main hakim sendiri ketika ada jajak pendapat, insiden (kecelakaan), karena secara ekonomi, taraf hidup lebih baik. Pelajaran apa yang bisa dipetik dari kejadian ini?
Jusri menegaskan, kesejahteraan mempengaruhi perilaku, termasuk ketertiban dan kenyamanan terhadap aturan.
“Betapa orang Singapura lebih terorganisir dibandingkan orang Malaysia,” ujarnya.
Ia juga mencatat bahwa orang-orang yang terlibat dalam pemukulan tersebut kemungkinan hanya mengungkapkan emosinya dan tidak dapat berpartisipasi langsung dalam peristiwa tersebut.
“Pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian ini adalah pentingnya ketertiban, komitmen terhadap keselamatan dan rasa berbagi kepada pengguna jalan lainnya,” ujarnya.
Melihat fenomena ini mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga ketertiban dan keselamatan di jalan raya, dan kita memahami bahwa perilaku di jalan raya merupakan wujud kesejahteraan masyarakat. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.