JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta dan Bandung dikenal sebagai salah satu jalan tol yang rawan kecelakaan lalu lintas. Saat ini, rute tersebut mencakup 17 mobil di Km 92 dari Bandung menuju Jakarta pada Senin (11/11/2024).
Meski banyak yang menyalahkan kondisi jalan sebagai penyebabnya, nyatanya menurut peneliti senior KNKT Ahmad Wildan, penyebab utama kecelakaan di tol ini lebih banyak dipengaruhi oleh perilaku pengemudi.
“Bukan kondisi jalan atau kontur jalan yang menjadi penyebab meningkatnya angka kecelakaan di Tol Cipularang,” ujarnya kepada sp-globalindo.co.id, Rabu (12/11/2024).
Baca Juga: Hyundai Pamer Teaser Interior Ioniq 9
Wildan menjelaskan, fitur geometris jalan di Tol Cipularang telah memenuhi seluruh regulasi baik nasional maupun internasional.
“Elemen geometri seperti penampang jalan, alinyemen vertikal, dan alinyemen horizontal telah diaudit dan disertifikasi memenuhi standar,” lanjutnya.
Alinyemen vertikal yang mengontrol turunan jalan tidak bisa dihindari, karena jalan tol ini menghubungkan daerah-daerah dengan ketinggian berbeda. Namun meski menurun, parameter kemiringannya sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Oleh karena itu, menurut Wildan, faktor manusia menjadi penyebab utama tingginya angka kecelakaan di Tol Cipularang, terutama saat jalan menurun atau hujan.
Pengemudi yang tidak memahami teknik berkendara di jalan menurun seringkali mengabaikan keselamatan dengan mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi di jalan yang mulus dan lebar.
Baca Juga: Cari Tahu Fitur Rem Darurat pada Mobil Saat Situasi Darurat
“Banyak pengendara yang merasa lengah karena kondisi jalan licin dan lebar sehingga mempercepat lajunya,” ujarnya.
Padahal, kondisi jalan menurun sepanjang 4 kilometer seperti di banyak ruas Tol Cipularang memang membutuhkan kehati-hatian yang tinggi.
Selain itu, Wildan juga menyoroti faktor kelelahan pengemudi yang meningkatkan risiko kecelakaan. Pengemudi yang lelah cenderung melambat, sehingga lebih rentan terhadap kecelakaan.
“Kelelahan pengemudi menjadi faktor penting yang tidak bisa diabaikan apalagi di jalan tol yang panjang,” tambah Wildan.
Selain itu, beroperasinya kendaraan barang berkecepatan rendah juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan di Jalan Raya Cipularang. Banyak kendaraan yang tidak menaati batas kecepatan atau bahkan tetap berada pada jalur yang seharusnya digunakan oleh kendaraan pribadi.
Selain itu, kondisi cuaca juga berperan. Hujan deras maupun hujan ringan dapat membuat jalan menjadi licin sehingga menyulitkan kondisi berkendara.
“Saat hujan, permukaan jalan menjadi sangat licin, terutama di jalan menurun sehingga meningkatkan risiko kecelakaan,” kata Irjen Pol Aan Suhanan di suatu kesempatan.