JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Salah satu kekhawatiran utama kendaraan listrik saat ini adalah risiko kebakaran akibat kerusakan atau kegagalan baterai.
Risiko kebakaran merupakan kekhawatiran utama dalam keselamatan kendaraan listrik. Selain itu, banyak video yang beredar memperlihatkan mobil listrik terbakar dan api sulit dipadamkan.
Baca juga: Pentingnya Mengecek Sistem Saluran Air Kotoran Pada Mobil
Salah satu kebakaran mobil listrik yang paling populer di dunia adalah kebakaran Mercedes-Benz EQE di Korea Selatan bulan lalu.
Kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan parah pada 140 kendaraan di kawasan tersebut, sementara 23 orang dilarikan ke rumah sakit karena asap beracun. Selain itu, 103 orang lainnya dievakuasi dari gedung terdekat karena terpapar asap hitam berbahaya.
Akibat kebakaran tersebut, penerangan di sekitar gedung juga ikut terdampak. Hampir 500 keluarga terpaksa menghadapi pemadaman listrik dan air selama lima hari.
Namun pandangan berbeda muncul dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mobil listrik dibandingkan mobil konvensional berbahan bakar bensin (ICE) dan hybrid justru lebih aman.
Baca juga: Charger Mobil Listrik di Rumah Lebih Murah
Hal tersebut diungkapkan Prabowo Kartoleksono, Wakil Direktur Litbang Periklind saat diskusi panel bertajuk “EV Safety Revolution in Indonesia: Breaking Solutions with Innovation” yang diselenggarakan oleh PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi, Senin (25/11). / 2024).
“Ada fakta menarik tentang kemungkinan terjadinya kebakaran mobil untuk setiap 100.000 mobil,” kata Prabowo dalam paparannya saat memimpin pembicaraan.
Berdasarkan data yang disampaikan Prabowo, dari 100.000 kendaraan, kemungkinan terjadinya kebakaran kendaraan listrik hanya 25 atau 0,025 persen. Sedangkan kendaraan ekonomi konvensional (ICE) memiliki risiko kebakaran yang tinggi sebanyak 1.529 unit atau 1.529 persen.
Baca juga: Layanan Kartu SIM Ditutup Berbarengan dengan Pilkada di Jakarta
Di sisi lain, kendaraan hibrida (HEV/PHEV) memiliki kemungkinan kebakaran tertinggi. Dari 100.000 hibrida, kemungkinan kebakaran masing-masing mencapai 3.474 dan 3.747 persen.
Secara total, mobil berbahan bakar konvensional 61 kali lebih mungkin terbakar dibandingkan mobil listrik. Pada saat yang sama, mobil hibrida memiliki risiko kebakaran 139 kali lebih besar dibandingkan mobil listrik bertenaga baterai.
Prabowo menjelaskan, data tersebut diambil dari riset dan analisis risiko kendaraan listrik luar negeri, salah satunya dari InsideEV.
“Jadi ini bukan data yang saya tulis, tapi ini faktanya BEV yang saya tidak bilang benar-benar aman. Tapi dibandingkan ICE dan Hybrid, itu menunjukkan masih lebih aman.” Dikatakan
Menanggapi hal tersebut, Yusak Billy, Direktur Penjualan, Pemasaran, dan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM), mengaku belum pernah mendengar hal seperti itu.
Soal klaim hybrid mudah terbakar, kami belum pernah mendengar kebenarannya, kata Billy kepada sp-globalindo.co.id.
Seperti diketahui, Honda kini menjadi produsen mobil hybrid. Kedua mobil hybrid Honda tersebut adalah Honda CR-V hybrid dan Accord hybrid.
Tahun depan, Honda kemungkinan akan memperkenalkan hybrid ketiganya, Honda Step WGN, yang diperkenalkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 Agustus tahun lalu.
“Seluruh kendaraan Honda, termasuk hybrid, menjalani pengujian berkelanjutan dan memenuhi standar keselamatan internasional yang ketat. Keamanan dan kualitas selalu menjadi prioritas utama kami dalam menghadirkan produk kami kepada konsumen,” kata Billy. Dengarkan berita terkini dan informasi pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.