SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Tekno

Perlahan, Paspor Fisik Akan Tergantikan oleh Smartphone

sp-globalindo.co.id – Paspor kertas yang biasa kita gunakan untuk bepergian kemungkinan besar akan tergantikan oleh ponsel pintar dan teknologi biometrik di masa depan.

Paspor mengalami perubahan signifikan pada tahun 2006 dengan diperkenalkannya paspor elektronik dengan chip komunikasi jarak pendek (NFC) yang terintegrasi.

Namun, kemajuan teknologi dalam pengenalan wajah dan ponsel pintar telah mendorong peralihan ke teknologi baru, Digital Travel Credentials (DTC), yang dikembangkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

Tujuan dari teknologi ini adalah untuk menyederhanakan proses bandara dan mengurangi waktu tunggu dengan menghubungkan data pengenalan wajah ke aplikasi ponsel pintar.

DTC terdiri dari dua bagian: barang virtual yang berisi informasi paspor dan barang fisik yang disimpan di telepon. Keduanya terhubung secara kriptografis, memastikan keaslian dan integritas informasi perjalanan.

Baca juga: Apple Ingin iPhone Jadi Kartu SIM dan Paspor Digital

Wisatawan kini tidak perlu lagi menunjukkan paspornya untuk mendapatkan stempel atau menekan halaman paspor ke pemindai, cukup ketuk ponselnya dan pindai wajahnya.

Implementasi sistem DTC bervariasi. Beberapa masih mengharuskan wisatawan untuk membawa paspor fisik mereka tetapi tidak harus menunjukkannya, sementara versi yang lebih canggih bertujuan untuk menghilangkan kebutuhan akan paspor fisik sama sekali.

Teknologi ini sedang diuji di sistem imigrasi Finlandia, di mana pemeriksaan dapat diselesaikan hanya dalam delapan detik.

Selain Finlandia, bandara lain juga sedang menguji sistem perjalanan bebas paspor, misalnya di Kanada, Belanda, Uni Emirat Arab, Inggris Raya, Italia, Amerika Serikat, dan India.

Singapura, misalnya, memperbolehkan warganya masuk dan keluar tanpa paspor fisik dan memperluas layanan ini kepada wisatawan asing yang meninggalkan Singapura. Ancaman keamanan

Terlepas dari kelebihannya, paspor digital juga mempunyai risiko yang signifikan. Pendukung privasi memperingatkan kemungkinan pelanggaran data, peningkatan pengawasan, dan kegagalan sistem yang dapat memengaruhi perjalanan.

Penggunaan teknologi pengenalan wajah juga menimbulkan kekhawatiran terutama dari segi akurasi dan jika sistem salah menolak orang, apalagi jika tidak ada mekanisme cadangan.

Baca Juga: Benarkah Pengurusan Paspor Kini Bisa Melalui WhatsApp?

Selain itu, perusahaan yang mengembangkan teknologi pengenalan wajah sering kali beroperasi dengan cara yang eksklusif. Data Anda yang disimpan tidak dapat dimata-matai oleh orang lain, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan, akuntabilitas, dan keadilan.

Adam Tsao, wakil presiden di Entrust, menekankan perlunya peraturan yang jelas mengenai penggunaan data pribadi.

Wisatawan harus memiliki kendali atas siapa yang mengakses data mereka, untuk tujuan apa, dan untuk berapa lama.

“Mencapai keseimbangan ini sangat penting karena sistem digital merupakan bagian integral dari perjalanan modern,” kata Tsao, seperti dikutip KompasTekno dari Wired, Kamis (1/2/2025). Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita yang diinginkan untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *