SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Internasional

Polri Bongkar Sindikat Produsen Narkoba yang Bisa Diisap Lewat Vape di Bali

JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Polisi Brescrim menangkap empat warga negara Indonesia (WNI) berinisial MR, RR, N dan JA, pegawai salah satu produsen obat di Uluwatu, Badung, Bali, pada Selasa (19/11/2024).

Kamjen Wahyu Widada, kepala Unit Investigasi Kriminal Kepolisian Kerajaan Thailand, mengatakan keempatnya bekerja sebagai pembuat dan pengepakan, atau “koki”, di sebuah organisasi manufaktur farmasi.

“Empat orang yang ditangkap semuanya warga negara Indonesia. Dinamakan MR, RR, N dan JA, “perannya sebagai arranger. dan packer atau chef,” kata Wahyu dalam jumpa pers, Selasa. dengan mengacu pada Kompas TV

Brescream juga menetapkan empat tersangka lainnya yang masih memiliki informasi penting atau masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Baca selengkapnya: Polisi menggerebek pabrik narkoba di Bali Barang bukti senilai 1,5 triliun rupiah disita

“Kami mencari empat orang lagi setingkat DPO, inisial DOM sebagai pengendali, RMD sebagai pengumpul dan pengemas yang melarikan diri sebelum penyerangan, kemudian IC sebagai perekrut, dan MAN sebagai penyewa vila,” kata Wahu.

Wahoo mengungkapkan bahwa mereka memproduksi berbagai macam obat. Salah satunya adalah obat yang bisa dikonsumsi melalui rokok elektronik atau vape.

“Ini merupakan cara baru bagi generasi muda untuk mulai mengonsumsi narkoba yang kini sedang tren ke arah vape,” kata Wahu.

Wahu menegaskan, generasi muda harus sadar bahwa rokok elektrik yang dihisapnya dilarang. Hal ini karena mereka mungkin dinyatakan positif menggunakan narkoba.

Baca selengkapnya: Polisi Kerajaan Bongkar Organisasi Pabrikan Farmasi di Bali

Kronologi penangkapan

Usaha farmasi tersebut bermula ketika polisi menangkap operasi peredaran ganja di Yogyakarta pada September 2024.

Saat itu, polisi menyita 25 kilogram obat ganja yang rencananya akan dikirim ke Belanda.

“Setelah diselidiki ternyata produk tersebut berasal dari Bali. “Kami bekerja sama dengan Polda Bali dan Dirjen Bea dan Cukai untuk melakukan profiling terhadap barang impor yang akan menjadi alat atau perlengkapan produksi farmasi selanjutnya,” kata Wahu.

Wahu mengatakan itu dengan kerjasama ini Pihaknya telah membeberkan lokasi berbagai laboratorium. yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain

Semula di kawasan Gatot Subroto, lalu pindah ke Padang Zambia lalu pindah lagi.

“Perlu waktu untuk mencarinya. Dan kami telah memeriksanya dengan cermat. Labnya ditemukan di sebuah vila di Uluwatu,” kata Wahu.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *