SP NEWS GLOBAL [POPULER GLOBAL] Rangkuman Serangan Rusia | Mantan Menteri Singapura Divonis 12 Bulan Penjara
sp-globalindo.co.id – Berita tentang rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-952, menempati urutan teratas daftar Populer Global saat ini.
Sementara itu, mantan menteri Singapura divonis 12 bulan penjara karena menerima suap dan bepergian dengan pesawat pribadi.
Berita lain yang banyak dibaca di saluran Global sp-globalindo.co.id adalah pasukan Israel diserang oleh kelompok Hizbullah saat hendak memasuki Lebanon selatan.
Baca juga: Houthi Yaman Klaim Serang Tel Aviv dengan Drone
Selengkapnya, berikut rangkuman daftar Popular Global Kamis (3/10/2024) hingga Jumat (4/10/2024) pagi yang bisa Anda simak: 1. Rekap Hari ke-952 Serangan Rusia ke Ukraina
Perang Rusia-Ukraina terus berlanjut. Bahkan memasuki hari ke-952 pada Rabu (10/2/2024).
Pada hari Rabu, tentara Ukraina mundur dari kota Vugledar di timur karena yakin kota itu mungkin dikepung.
Sementara itu, di hari yang sama, pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman penjara jangka panjang kepada 13 orang karena serangan sabotase.
Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini. 2. Mantan menteri Singapura dijatuhi hukuman 12 bulan penjara karena merusak jet pribadi
Mantan Menteri Transportasi Singapura S. Iswaran (62) divonis 12 bulan penjara oleh pengadilan Singapura pada Kamis (3/10/2024).
Iswaran diketahui mendapat paket bingkisan senilai lebih dari US$ 300.000 (Rs 4,6 miliar), termasuk perjalanan dengan jet pribadi.
Faktanya, Singapura dikenal sebagai negara dengan pemerintahan yang bersih. Namun, mantan menteri Singapura ini terlibat kasus suap atau gratifikasi.
Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.
Baca juga: Presiden Iran Janjikan Respon Lebih Kuat Jika Israel Membalas 3. Mencoba Masuk ke Lebanon Selatan, Pasukan Israel Diserang Hizbullah
Hizbullah mengatakan pihaknya meledakkan bom terhadap pasukan Israel yang mencoba memasuki desa Maroun al-Ras di Lebanon selatan.
Hal ini terjadi ketika Israel melancarkan serangan udara baru di Beirut.
Sementara itu, sumber-sumber Iran mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Iran mengirim pesan ke Amerika Serikat melalui Qatar bahwa mereka tidak menginginkan perang regional.