Kompas
Di bawah ini, sekitar 35.000 orang Maori dikatakan telah turun ke jalan di Wellington, Selandia Baru untuk merundingkan kembali Perjanjian Waitangi yang bersejarah.
Berita yang paling banyak dibaca berikutnya di saluran Global sp-globalindo.co.id adalah terkait respon Rusia terhadap peluncuran rudal jarak jauh yang disponsori AS oleh Ukraina.
Baca Juga: [Populer Global] 12 Remaja Terlilit Utang Rentetan | Tanggapan Rusia terhadap Penggunaan Senjata AS
Lebih lengkapnya, Anda bisa membaca rangkuman daftar populer global Selasa (19/11/2024) hingga Rabu (20/11/2024) pagi: 1. Untuk pertama kalinya, Ukraina meluncurkan rudal ATACMS buatan AS ke Rusia wilayah
Pada hari ke 1.000 invasinya ke Ukraina, Rusia meningkatkan perang dengan meluncurkan rudal ATACMS buatan AS ke wilayahnya.
Serangan itu menghantam kompleks militer di Bryansk, sekitar 110 kilometer di dalam wilayah Rusia, dengan ledakan kedua di sebuah gudang senjata.
“Ini pertama kalinya Ukraina menggunakan rudal semacam itu untuk menyerang perbatasan kami,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca selengkapnya di sini 2. 35.000 warga Maori turun ke jalan di Wellington untuk memprotes revisi Perjanjian Waitangi yang bersejarah
Raungan “Hakka” tradisional Maori bergema di jalan-jalan ibu kota Selandia Baru, Wellington, pada Selasa (19/11/2024) saat lebih dari 35.000 orang turun ke jalan.
Mereka memprotes langkah pemerintah Konservatif yang mengubah Perjanjian Waitangi, dokumen utama hubungan Maori dengan pemerintah kolonial Inggris sejak abad ke-19.
Para pengunjuk rasa berjajar di jalan-jalan utama Wellington, mulai dari pria bertelanjang dada dan mengenakan bulu tradisional hingga anak-anak dengan tato khas Maori.
Baca lebih lanjut di sini
Baca Juga: [Selebriti Global] Mike Tyson Banting Jack Paul | AS menekan Iran terkait nuklir 3 Rusia berjanji akan membalas jika Ukraina meluncurkan rudal jarak jauh AS
Pemerintah Rusia berjanji akan membalas jika Ukraina meluncurkan rudal jarak jauh AS ke wilayah Rusia.
Pengumuman tersebut disampaikan Kremlin pada Senin (18/11/2024) untuk memperingati 1.000 tahun pendudukan Rusia di Ukraina.
Kremlin menuduh Presiden AS Joe Biden meningkatkan perang dengan mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh AS.