SEOUL, sp-globalindo.co.id – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol tetap berkuasa pada Kamis (5/12/2024). Partainya mengatakan akan menentang tindakan apa pun yang diambil oleh oposisi.
Sebelumnya pada Selasa malam (3/12/2024), Presiden Yoon mengumumkan keadaan darurat militer. Ia menuding pihak oposisi sebagai kekuatan anti-negara yang dapat mengancam demokrasi di Korea Selatan.
Namun, pada Rabu pagi (4/12/2024), Yoon mencabut atau membatalkan keputusan tersebut.
Baca juga: Presiden Korea Selatan yang didakwa melakukan pelanggaran konstitusional yang serius menghadapi dakwaan
Sekutu Seoul atau Amerika Serikat (AS) merasa prihatin. Washington mengatakan mereka mengetahuinya melalui televisi.
Partai oposisi mengajukan gugatan pada hari Rabu, mengatakan Yoon telah melanggar konstitusi dan hukum.
Yonhap melaporkan, mengutip AFP, pihak oposisi bermaksud membawa rancangan undang-undang tersebut ke pemungutan suara pada hari Sabtu.
Mereka memiliki mayoritas di parlemen yang beranggotakan 300 orang dan hanya membutuhkan segelintir dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang dipimpin Yoon.
Artinya, untuk mendapatkan suara mayoritas, dua pertiga harus melaluinya.
Namun pada hari Kamis, para pemimpin CPP mengatakan bahwa meskipun dia telah meminta Yoon untuk meninggalkan partainya, dia akan memblokir usulan tersebut untuk didakwa.
Han Dong-hoon mengatakan kepada wartawan bahwa partainya tidak berusaha membela darurat militer, yang tidak konstitusional bagi presiden.
Baca juga: Darurat Militer Korea Selatan Dihapuskan, Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Pemimpin partai Choo Kyung-ho mengatakan “seluruh 108 anggota parlemen CPP akan tetap bersatu dalam menentang tuduhan presiden.”
Jika usulan tersebut diterima, Yoon akan diberhentikan sementara menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi. Jika hakim setuju, Yoon akan menghadapi dakwaan dan pemilihan umum baru harus diadakan dalam waktu 60 hari.
Yoon, yang telah mengalami krisis demi krisis sejak menjabat pada tahun 2022, belum pernah terlihat di depan umum sejak pidatonya di televisi pada Rabu pagi.
Pada hari Kamis, kantornya mengatakan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun telah mengundurkan diri, namun sekutu penting lainnya, termasuk Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min, tetap menjabat.
Pemberlakuan darurat militer oleh Yoon adalah yang pertama dalam lebih dari empat dekade di Korea Selatan dan membawa kembali kenangan menyakitkan akan masa lalu negara yang penuh gejolak.