SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Presiden Korsel Masih Jadi Panglima Tertinggi dan Kendalikan Militer

SEOUL, sp-globalindo.co.id – Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengumumkan pada Senin (12/9/2024) bahwa Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol masih menjadi panglima tertinggi dan tidak ada hambatan bagi koalisi AS.

Dapat dipahami bahwa pengaruh Yoon dipertanyakan karena meningkatnya ketidakpuasan di kalangan perwira tinggi militer terhadap presiden.

Bahkan pihaknya sudah menyatakan akan membentuk satuan tugas untuk mempertimbangkan pengunduran dirinya.

Baca juga: Pasukan Khusus Korea Selatan Diperintahkan untuk Mencegah Pemungutan Suara Anggota Parlemen

Menurut Reuters, Presiden Yun selamat dari pemungutan suara pemakzulan di parlemen pada hari Sabtu.

Dan keputusan partainya untuk mengalihkan kekuasaan presiden kepada perdana menteri menjerumuskan sekutu utama AS tersebut ke dalam krisis konstitusional.

Yun telah menolak seruan, termasuk dari beberapa orang di dalam partainya yang berkuasa, untuk mengundurkan diri.

Namun masa depannya tampak tidak pasti pada akhir pekan ketika kantor berita Yonhap melaporkan bahwa dia sedang diselidiki secara kriminal karena pengkhianatan.

Yonhap dan media lain melaporkan pada hari Senin bahwa polisi juga mempertimbangkan untuk melarang dia meninggalkan negara tersebut.

Sementara itu, jaksa menangkap mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun pada hari Minggu karena perannya dalam deklarasi darurat militer.

Di tengah reaksi keras tersebut, beberapa pejabat militer, termasuk penjabat menteri pertahanan, mengatakan mereka akan menerapkan perintah baru untuk memulihkan darurat militer.

Baca juga: Ini Sederet Masalah yang Dihadapi Presiden Korea Selatan

Oposisi utama Partai Demokrat (DP) telah menyerukan agar Yun dicopot dari kekuasaannya untuk mengendalikan militer.

DP juga menuntut penangkapan Yoon dan pejabat militer yang terlibat dalam pelanggaran darurat militer.

Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang dipimpin Yun telah membentuk satuan tugas untuk memulihkan stabilitas politik setelah pemberlakuan darurat militer dan pengunduran diri dini Yun.

Sementara itu, komandan pasukan khusus Korea Selatan mengatakan dia diperintahkan mengirim pasukan ke parlemen pekan lalu untuk menghentikan pemungutan suara menentang darurat militer.

Komandan Kelompok Misi Khusus ke-707, Kolonel Kim Hyun-tae, mengatakan kepada wartawan bahwa dia bertanggung jawab atas tindakan tentaranya.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *