SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Pria Perancis Ini Biasa Tidur dengan Buaya dan Punya Hewan Berbahaya Lainnya

PARIS, sp-globalindo.co.id – Seorang pria di Prancis, Philippe Gilles, 72, biasa tidur dengan buaya. Dia bahkan memiliki hewan berbahaya lainnya di dalam gedung.

Bangunan di Prancis barat, dikutip AFP, Minggu (24/11/2024), juga menjadi rumah bagi ular berbisa Gabon, kobra, ular piton, buaya, penyu yang bisa menggigit jari, tarantula, dan kalajengking.

Ketika orang asing, Gator, memasuki ruang tamu Gilletta, seekor buaya setinggi enam kaki menggeram dari bawah meja.

Baca Juga: Cassius, Buaya Penangkaran Terbesar di Dunia, Mati di Usia 110 Tahun

“Tenang,” kata Gillette dan Gator kembali tidur di dekat Ali, buaya lain yang sedang tidur.

“Saat ada badai, dia tidur di tempat tidur saya. “Orang mengira aku gila,” kata Gillette.

Kebun binatang ini diketahui berisi 400 hewan. Bahkan, Gillette pernah terkenal dengan banyaknya video yang menceritakan kisahnya dengan hewan tersebut.

Gillette sebelumnya tinggal di Afrika selama 20 tahun dan bekerja sebagai pemandu berburu. Ia disebut-sebut sering menangkap buaya di sana untuk menjauhkannya dari desa.

Di Prancis, ia menjadi herpetologis, spesialis reptil dan amfibi. Dia mendirikan markasnya di Cueron, sebelah barat Nantes, bersama pasangannya, anak-anak, dan hewan mereka.

Taman ini adalah rumah bagi Nilo, buaya Nil yang menurut Gillette adalah “salah satu spesies paling berbahaya”.

Sebagian besar hewan tersebut dibeli atau disumbangkan ke Gilles oleh orang-orang yang tidak dapat lagi merawat mereka. Departemen bea cukai Prancis sesekali meminta bantuannya.

“Dengan adanya pemanasan global, ular kobra yang dibebaskan dapat berkembang biak dan menyebar.” Apakah kita menyerahkannya kepada anak-anak kita? dia bertanya.

Baca juga: Warga Malaysia Dikejutkan Buaya di Kompleks Perumahan

Namun, pembiayaan hobinya menjadi masalah setelah mewabahnya virus corona.

Asosiasinya tidak bisa lagi mengadakan hari terbuka penggalangan dana untuk menunjukkan hewan-hewan tersebut kepada publik. Sebelumnya, kegiatan ini menghasilkan €100.000 (Rs 1,6 miliar) setiap tahunnya.

Kini, video media sosialnya menjadi cara utama untuk menyebarkan pesan konservasi.

Dia memilih hewan yang berbeda untuk setiap video, menggabungkan pendidikan dan humor untuk mengungkap legenda satwa liar.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *