Damaskus, sp-globalindo.co.id – Usai menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad, Israel meningkatkan serangan udara dan pendudukan darat di Suriah, terutama di wilayah dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Tindakan tersebut mendapat kecaman dari negara-negara Arab termasuk Qatar, Arab Saudi dan Irak, yang menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional dan ancaman terhadap kedaulatan Suriah. Qatar
Al Jazeera melaporkan, Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut serangan Israel sebagai perkembangan berbahaya dan jelas merupakan pelanggaran kedaulatan Suriah. Mereka menekankan bahwa kebijakan pendudukan Israel hanya akan mendorong lebih banyak kekerasan dan ketegangan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Ringkasan Serangan Rusia ke Ukraina Hari 1.020: Terbatasnya Bantuan Militer ke Suriah | Para pekerja bergegas memperbaiki pembangkit listrik di Arab Saudi
Arab Saudi menuduh Israel terus melanggar hukum internasional dan menyalahkan Israel atas pendudukan tersebut. Riyadh telah meminta masyarakat internasional untuk menolak tindakan Israel dan menegaskan bahwa Dataran Tinggi Golan adalah pendudukan wilayah Arab. Irak
Baghdad memandang tindakan Israel sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Pemerintah Irak meminta Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi kewajibannya, mengutuk agresi Israel dan mengakhiri tindakan tersebut. Serangan Israel ke Suriah
Setelah menggulingkan Al Assad, Israel mengklaim zona penyangga yang memisahkan Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan wilayah tersebut akan selalu menjadi bagian dari Israel, dan menyatakan bahwa Amerika Serikat sebelumnya telah mengakui kedaulatan Israel atas Golan.
Selain akuisisi darat, Israel melancarkan serangan udara terhadap lebih dari 100 sasaran militer di Suriah, termasuk pangkalan udara di Damaskus, Homs dan Qamishli, serta lokasi strategis di Latakia.
Menurut para pengamat, serangan itu ditujukan untuk melemahkan kemampuan militer rezim lama.
Baca juga: Al-Zulani umumkan daftar mantan perwira Suriah yang terlibat kejahatan perang sebagai respons terhadap PBB dan UNDOF
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan tindakan Israel melanggar perjanjian tahun 1974 antara Suriah dan Israel. Pasukan penjaga perdamaian PBB (UNDOF) melaporkan pasukan Israel masih berada di tiga lokasi di zona penyangga.
Baca juga: Suriah setelah Assad: Pemberontak mencoba membentuk pemerintahan dalam ketidakpastian
Tindakan Israel di Suriah, khususnya di Dataran Tinggi Golan, dinilai semakin memperburuk ketegangan di kawasan dan melanggar hukum internasional. Kecaman dari Qatar, Arab Saudi, Irak dan PBB menunjukkan konsensus regional dan internasional terhadap tindakan agresif Israel. Dengarkan berita terkini dan rangkaian berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.