sp-globalindo.co.id – Qualcomm sedang menghadapi potensi ancaman besar yang dapat mempengaruhi berbagai produknya, terutama Snapdragon 8 Elite, chipset yang menjadi andalan banyak smartphone Android kelas atas (flagship).
Konflik ini bermula ketika ARM, sebuah perusahaan Inggris yang melisensikan arsitektur mikroprosesor, mencabut lisensi Qualcomm untuk menggunakan arsitekturnya.
Penarikan kembali ini kemungkinan besar akan berdampak signifikan terhadap keberlangsungan Snapdragon 8 Elite dan beberapa chipset lain yang dirancang Qualcomm, termasuk Snapdragon X Elite untuk laptop.
Apa masalahnya dan apa dampaknya terhadap ponsel Android andalan yang akan menggunakan chipset baru Qualcomm?
Baca Juga: ARM Batalkan Lisensi Qualcomm, Apakah Chipset Snapdragon X Elite dan Snapdragon 8 Elite Terancam? Apa itu Snapdragon 8 Elite dan mengapa itu penting?
Snapdragon 8 Elite merupakan chipset terbaru Qualcomm yang akan diluncurkan pada 22 Oktober 2024.
Chipset ini dirancang untuk smartphone Android premium berperforma tinggi, menawarkan kecepatan dan efisiensi daya yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.
Snapdragon 8 Elite kabarnya akan mentenagai beberapa ponsel andalan yang diluncurkan pada tahun 2024 dan 2025, mulai dari Asus, Honor, iQoo, OnePlus, Oppo, Realme, Samsung, Vivo, dan Xiaomi.
Snapdragon 8 Elite adalah chip pertama Qualcomm yang diproduksi dengan teknologi 3nm. Secara teori, semakin kecil volume produksinya, semakin kompleks chip tersebut.
Chip ini mengusung arsitektur prosesor baru yang disebut CPU Oryon. Prosesor ini menggantikan CPU Kyro yang digunakan pada chipset Snapdragon sebelumnya.
CPU Oryon juga digunakan pada prosesor laptop Snapdragon X Elite. Namun menurut Qualcomm, CPU Oryon Snapdragon 8 Elite tidak dipinjam langsung dari chip laptopnya. Qualcomm menyebut CPU Oryon di Snapdragon 8 Elite generasi ke-2.
Qualcomm Snapdragon 8 Elite ditenagai CPU Oryon dengan arsitektur octa-core khusus yang terdiri dari dua inti utama dengan clock speed hingga 4,32 GHz. Ini merupakan peningkatan signifikan dari kecepatan maksimum 3,3GHz pada inti andalan Snapdragon 8 Gen 3, pendahulunya.
Snapdragon 8 Elite juga dibekali dengan 6x inti kinerja (performa core) yang beroperasi pada kecepatan hingga 3,53 GHz, meningkat dari sebelumnya 3,2 GHz.
CPU Oryon Snapdragon 8 Elite memiliki cache L2 24MB dan mendukung RAM LPDDR5X 5.300MHz. Meski membawa perbaikan, CPU Oryon ini justru memicu perselisihan antara Qualcomm dan ARM.
Baca Juga: Qualcomm Snapdragon 8 Elite Resmi, Suksesi Chip Snapdragon 8 Gen 3 3Nm Mengapa Lisensi ARM Dicabut?
Perselisihan ini bermula dari akuisisi Nuvia oleh Qualcomm pada tahun 2021. Sebelum diakuisisi, Nuvia memiliki lisensi khusus arsitektur ARM untuk pengembangan CPU server.
Setelah berada di bawah Qualcomm, lisensi ini digunakan untuk mengembangkan CPU seluler yang dikenal sebagai CPU Orion. Nah, CPU inilah yang menjadi inti dari Snapdragon X Elite dan Snapdragon 8 Elite seperti yang telah disebutkan di atas.