Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia telah mencapai banyak keberhasilan di bidang kesehatan dalam satu dekade terakhir.
Misalnya saja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan di Indonesia sedang mengalami perubahan signifikan dan semakin membaik.
WHO juga mengapresiasi langkah BPJS Kesehatan dalam mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC). Faktanya, WHO menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat yang mencapai UHC.
Dalam wawancara dengan Investortrust.id (8 Oktober 2024), Kepala BPJS Kesehatan Ali Gufron Mukti menjelaskan, BPJS Kesehatan merupakan lembaga pengelola jaminan sosial yang dibentuk pemerintah untuk melaksanakan JKN.
JKN merupakan program yang bertujuan untuk memberikan jaminan kesehatan yang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Goufron juga menyatakan BPJS Kesehatan terus memperkuat kerja sama untuk menjaga keberlanjutan program JKN. Kemitraan dilakukan dengan 23.294 institusi kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan 3.140 institusi kesehatan tingkat lanjutan (FKRTL).
Pada tahun 2011, BPJS Kesehatan memiliki 133 juta anggota, namun hingga April 2024, jumlah anggotanya mencapai 277 juta, menurut Goufron.
Padahal, per 1 September 2024, jumlah pesertanya lebih dari 277 juta orang atau 98,67 persen.
Meski jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 281,6 juta jiwa, namun sekitar tiga juta jiwa masih menjadi anggota BPJS Kesehatan.
Secara umum, terdapat tiga juta orang yang bekerja di sektor informal dan tidak memiliki gaji.
BPJS kesehatan juga memberikan beberapa perlindungan. Hal ini mencakup penyedia layanan kesehatan utama Anda, termasuk dokter, klinik, dan dokter gigi pilihan Anda; layanan medis tingkat lanjut yang memungkinkan akses ke dokter spesialis atau rumah sakit terbaik dengan surat rujukan dari klinik terdekat; dan layanan stasioner.
Oleh karena itu, melalui BPJS Kesehatan, pemerintah Indonesia telah melakukan revolusi besar dalam penyediaan layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. PR dalam hal pasokan
Meski akses masyarakat terhadap layanan kesehatan semakin meningkat, namun Indonesia dinilai masih menjadi negara dengan banyak pekerjaan rumah di bidang pelayanan kesehatan, khususnya di bidang persalinan.
Maka tak heran jika majalah CEOWORLD tertanggal 2 April 2024 menempatkan Indonesia di peringkat 39 dari 110 negara dengan skor 42,99 dari 100 Indeks Kesehatan.
Berdasarkan jurnal tersebut, skor infrastruktur medis dan tenaga medis profesional (64,37), skor akses terhadap obat dan biaya (54,02), serta skor kesiapan pemerintah (55,79).