sp-globalindo.co.id – Peralihan masyarakat tradisional ke digital membawa dampak yang sangat besar, termasuk tingginya penyalahgunaan ruang digital.
Salah satu yang kini menjadi sorotan adalah fenomena perjudian online yang dianggap sebagai “anak haram” dunia digital.
Dapat dikatakan bahwa pengungkapan perjudian internet di Indonesia telah mencapai tahap kritis Hingga 19 November 2024, sudah ada 8,8 juta masyarakat Indonesia yang menjadi korban perjudian online. Yang paling menyedihkan, 960.000 di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa.
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI Asrorun Niam Soleh berharap remaja korban perjudian online direhabilitasi, bukan dipidana.
“Mereka adalah korban dari sistem yang tidak memiliki perlindungan yang cukup. Oleh karena itu pengobatan yang utama adalah rehabilitasi, jangan menggunakan cara-cara hukuman,” kata Asrorun Trijaya dalam diskusi polemik, “Judi online untuk generasi muda dan kita”, Sabtu (30/11/2024), Minggu (1/12/ 2024), dalam siaran persnya.
Menurut Asrorun, banyak korban perjudian online yang terjebak dalam praktik ilegal tersebut karena kurangnya pemahaman.
Baca Juga: Kemenpora Buka Rekrutmen Mahasiswa Berbakat
“Seringkali berawal dari iseng lalu berakhir di jalur yang salah. Hal ini terjadi karena kurangnya literasi digital dan terbatasnya lapangan kerja,” ujarnya.
Asrorun mencontohkan Fajri, pria berusia 23 tahun asal Sumatera Barat. Awalnya menganggur, Fajri tergiur dengan tawaran menjadi operator judi online internasional.
“Dari seorang administrator, akhirnya menjadi pengembang website game online dengan penghasilan Rp 200 juta per bulan,” ujarnya.
Kemenpora tak tinggal diam karena melihat remaja Indonesia salah kaprah dengan tawaran pemain.
Menurut Pak Aswin, Kemenpora banyak menciptakan kegiatan-kegiatan untuk merangsang kreativitas generasi muda agar tidak kehilangan tenaga.
“Pertama, digipreneur atau wirausaha digital yang mengembangkan potensi wirausaha. Kemudian setiap Jumat Ngoprek Digital, setiap Jumat generasi muda akan berkumpul di Kemenpora untuk mengembangkan potensi kreatif dan digital.
“Jadilah seorang konten kreator, YouTuber, dan profesional digital lainnya. Dari bersantai, kini bisa menghadirkan nilai ekonomi sambil duduk di tepi pantai,” kata Asrorun.
Baca Juga: Kemenpora Akan Terus Berikan Bonus Bagi Atlet Yang Tak Raih Emas
Selain itu, yang penting adalah mengusulkan proses promosi.
Misalnya dengan membantu akses pendanaan dan menciptakan kompetisi kreatif berbasis digital, termasuk Menteri Mas (Menpora Dito) meluncurkan Youth Mental Health Initiative untuk kesehatan mental generasi muda, ujarnya.
Kemenpora yakin dengan langkah tersebut akan berkontribusi dalam melahirkan generasi muda yang cerdas dalam teknologi, dan tahu bagaimana memanfaatkannya untuk kepentingan bersama. Dengarkan berita terkini dan sorotan kami langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.