BEIRUT, sp-globalindo.co.id – Ribuan warga Lebanon yang sebelumnya mengungsi mulai kembali ke rumah mereka di wilayah selatan negara itu setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku.
Perjanjian yang mengakhiri konflik selama 14 bulan ini membawa harapan dan kelegaan di tengah kehancuran besar yang diakibatkan perang.
Gencatan senjata resmi dimulai pada pukul 4 pagi waktu setempat (0200 GMT) pada Rabu (27/11/2024), menawarkan jeda yang tidak biasa setelah berbulan-bulan serangan udara dan pertempuran sengit yang telah menewaskan ribuan orang.
Baca juga: Israel Tingkatkan Serangan di Lebanon, Tapi Klaim Gencatan Senjata Sudah Dekat
Dalam suasana yang penuh harapan, para pengungsi yang menggunakan kendaraan mulai dari mobil hingga sepeda motor menuju rumah mereka, meskipun tentara Israel memperingatkan mereka untuk tidak kembali ke daerah yang sebelumnya dievakuasi secara paksa.
Seperti diberitakan Al Jazeera, jalan utama yang menghubungkan Beirut ke wilayah selatan dipenuhi kendaraan yang mengangkut keluarga kembali ke desa mereka.
Di kota pelabuhan Sidon, kemacetan terjadi di pintu masuk utara, sementara warga Tirus terlihat kembali dengan barang bawaan terikat di kendaraan.
Namun, banyak dari mereka yang kembali harus menghadapi kenyataan pahit.
Strategi militer Israel yang melakukan pengeboman besar-besaran dan evakuasi paksa telah menghancurkan kota-kota besar dan kecil, hanya menyisakan sedikit tempat untuk dihuni.
Meski gencatan senjata kini telah dilakukan, namun dampak serangan Israel sebelum perjanjian tersebut masih terasa.
Pada hari Selasa, Beirut dan pinggiran selatannya mengalami serangan udara terberat sejak dimulainya perang.
Baca Juga: Respon Iran terhadap Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hizbullah
Setidaknya 42 orang tewas dalam serangan di beberapa wilayah Lebanon pada hari yang sama.
Pada Rabu pagi, asap masih terlihat mengepul dari daerah yang terkena dampak serangan udara terbaru di Beirut, sebuah pengingat akan kehancuran besar yang terjadi selama konflik.
Menurut pihak berwenang setempat, sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober lalu, lebih dari 3.800 orang telah terbunuh dan hampir 16.000 lainnya terluka akibat serangan Israel di Lebanon.
Di sisi lain, Hizbullah terus melancarkan serangan roket ke Israel utara hingga beberapa saat sebelum gencatan senjata berlaku.
Gencatan senjata membawa harapan baru bagi Lebanon, namun masih ada kekhawatiran mengenai keberlangsungan perjanjian dalam jangka panjang.
Namun, bagi banyak warga yang kehilangan rumah dan keluarganya, gencatan senjata ini merupakan kesempatan untuk membangun kembali kehidupan mereka.
Baca juga: Jelang Gencatan Senjata, Hizbullah Luncurkan Drone ke Tel Aviv, Israel Perintahkan Warga Beirut Evakuasi
Seluruh dunia kini menyaksikan dengan seksama, berharap gencatan senjata ini menjadi awal dari berakhirnya konflik yang telah membawa begitu banyak penderitaan bagi kedua belah pihak. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.