JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Mengalihkan mobil dari transmisi manual ke otomatis sepertinya menarik bagi sebagian pengemudi, terutama mereka yang menginginkan kenyamanan berkendara lebih.
Namun perubahan tersebut bukannya tanpa risiko dan memerlukan perhatian khusus, terutama pada sistem elektronik dan kelistrikan kendaraan.
Menurut Lung Lung, pemilik bengkel spesialis mobil Doctor Car, salah satu tantangan terbesar konversi ini adalah integrasi otomatis unit kontrol elektronik (ECU) mobil.
Baca juga: Batas Kecepatan Aman Berkendara di Jalan Tol Saat Angin Kencang
Proses penyetelan ECU cukup ribet dan perlu benar-benar disesuaikan karena sistem kendali mobil matic sangat berbeda dengan sistem manual, kata Lung Lung kepada sp-globalindo.co.id, Selasa (29/10/2024).
ECU mengendalikan banyak aspek kendaraan, sehingga integrasinya dapat mempengaruhi performa mobil secara keseluruhan.
Selain itu, sistem kelistrikan atau perkabelan mobil seringkali menjadi kendala dalam proses konversi ini.
“Konversi ini memerlukan perubahan kabel besar-besaran dan jika tidak hati-hati dapat mempengaruhi kinerja bahkan merusak sistem kelistrikan mobil,” kata Lung Lung.
Kesalahan pengkabelan atau wiring dapat menyebabkan korsleting atau merusak komponen penting lainnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan risiko kegagalan fungsi, namun juga dapat meningkatkan biaya pemeliharaan secara signifikan.
Baca juga: Ingat, Jangan menutup throttle sepenuhnya pada sepeda motor matic saat menuruni tanjakan
Modifikasi transmisi sebaiknya hanya dilakukan oleh teknisi yang paham mengenai wiring dan setting ECU, sehingga resiko kerusakan dapat dikurangi dan mobil tetap dapat digunakan dengan aman. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.