Washington, DC, sp-globalindo.co.id – Rusia berencana mengirim hingga 10.000 tentara Korea Utara ke Ukraina dalam beberapa minggu, menurut laporan baru Pentagon.
Tindakan ini diperkirakan akan meningkatkan konflik di wilayah tersebut dan semakin membebani militer Ukraina, yang kelelahan setelah tiga tahun berperang dalam konflik sengit tersebut.
Menurut Guardian, juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan sebagian besar tentara Korea Utara telah kembali ke perbatasan Kursk, tempat Rusia menghadapi ancaman invasi tentara Ukraina.
Baca Juga: Amerika: Korea Utara Kirim 10.000 Tentara ke Rusia untuk Latihan
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte juga membenarkan laporan intelijen yang mengungkap kehadiran pasukan Korea Utara di Kursk.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memandang perkembangan ini sebagai ancaman besar bagi dunia.
“Kerja sama militer ilegal antara Rusia dan Korea Utara telah menjadi ancaman serius bagi komunitas internasional dan dapat menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional kita,” ujarnya.
Terkait penguatan hubungan Rusia dan Korea Utara, media Korea Utara memberitakan bahwa delegasi yang dipimpin Menteri Luar Negeri Cho Seong-hui sedang melakukan kunjungan resmi ke Rusia, namun belum ada rincian mengenai kunjungan tersebut.
Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang mengatakan kunjungan tersebut merupakan bagian dari diskusi yang lebih luas antara kedua negara.
Pengerahan pasukan Korea Utara ke konflik berkepanjangan di Eropa dipandang sebagai langkah yang akan meningkatkan tekanan terhadap militer Ukraina.
Para pejabat Barat mengatakan hal ini juga dapat menyebabkan ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea dan kawasan Indo-Pasifik, termasuk Jepang dan Australia.
Baca Juga: Sekjen NATO Konfirmasi Pengiriman Pasukan Korea Utara ke Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin berupaya mengubah tata kelola global dan melawan pengaruh Barat.
Dalam upaya tersebut, ia baru-baru ini mengadakan pertemuan puncak BRICS di Rusia, yang dihadiri oleh para pemimpin Tiongkok dan India, serta meminta bantuan Iran dan Korea Utara dalam perang di Ukraina.
Mark Rutte menyebut pengerahan pasukan Korea Utara di tangan Pyongyang merupakan perkembangan signifikan dalam konflik tersebut, sementara Presiden AS Joe Biden mengatakan situasinya “sangat berbahaya”.
Dalam waktu dekat, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken akan membahas masalah ini dengan rekan-rekan mereka di Korea Selatan.
Sabrina Singh menegaskan bahwa jika militer Korea Utara bergerak ke medan perang, mereka akan menjadi sekutu dalam konflik tersebut, yang merupakan kalkulasi strategis baru bagi Korea Utara.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menampik kekhawatiran Rutt dan mengatakan bahwa Pyongyang dan Moskow menandatangani perjanjian keamanan bersama pada Juni lalu.
Baca Juga: Ringkasan Hari 976 Serangan Rusia ke Ukraina: 7 Tewas | Masuk ke Korea Utara
Lavrov juga menuduh para ahli militer Barat berada di Ukraina dalam waktu lama untuk membantu tentara Ukraina.
Dengarkan berita dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk bergabung dengan saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.