SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Lifestyle

NEWS INDONESIA Sederet Risiko Penyakit akibat Anak Terlalu Banyak Konsumsi Gula

sp-globalindo.co.id – Para orang tua diimbau mewaspadai dampak konsumsi gula berlebihan terhadap kesehatan anak.

Dr., ahli gizi lulusan Universitas Indonesia. Dr. Tan Shot Yen mengingatkan kita bahwa saat ini banyak produk makanan dan minuman anak yang mengandung gula berlebih.

Dr Antara melaporkan, Jumat (24/5/2024). “Masalah utama yang bisa terjadi adalah anak menjadi kecanduan, yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan anak akan rasa yang sangat manis,” kata Tan.

Baca juga: 5 Cara Melindungi Anak dari Bahaya Sexting di Era Digital

Juga Dr. Tan berbicara tentang berbagai risiko kesehatan yang dihadapi anak-anak jika mereka mengonsumsi terlalu banyak gula: Kecenderungan terhadap penyakit.

Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dapat menyebabkan gula darah naik. Kondisi ini berpotensi menyebabkan virus dan bakteri berkembang biak dengan cepat di dalam tubuh.

Akibatnya, daya tahan tubuh anak bisa melemah sehingga lebih mudah terserang penyakit. Masalah tulang berhubungan dengan obesitas

Terlalu banyak mengonsumsi gula juga bisa menyebabkan obesitas pada anak. Salah satu risiko yang harus diwaspadai anak obesitas adalah masalah tulang.

Ia mengatakan, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Obesity and Metabolic Diseases pada tahun 2019 tentang dampak obesitas pada masa kanak-kanak terhadap perkembangan dan kesehatan tulang menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami obesitas 25 persen lebih mungkin mengalami patah tulang karena kerangka tubuhnya tidak dapat beradaptasi dengan peningkatan tersebut. dalam berat badan.

Baca juga: Kapan Masa Marah pada Anak Berakhir? Meningkatkan risiko penyakit tidak menular

Ia menambahkan, mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dapat meningkatkan kadar gula darah dan kolesterol.

Kadar gula darah dan kolesterol yang melebihi batas normal dapat menyebabkan penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes dan gangguan jantung, serta berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terkena kanker.

“Gula sebenarnya tidak menyebabkan kanker secara langsung. Namun gula menyebabkan obesitas dan ketika keadaan ini terjadi, berat badan anak bertambah dan peningkatan ini menjadi jembatan menuju kanker,” ujarnya.

Batasi asupan gula pada anak

Oleh karena itu Dr. Tan menyarankan para orang tua untuk berhati-hati dalam mengurangi asupan gula pada anak, baik melalui makanan maupun minuman.

Hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 menunjukkan tingginya konsumsi gula di kalangan anak muda.

Berdasarkan data kebiasaan makan manis anak usia 3-4 tahun, sekitar 50,1 persen anak di Indonesia memiliki kebiasaan makan manis lebih dari satu kali dalam sehari.

Baca juga: 65 persen anak yang menggunakan gawai lebih dari 20 menit mengalami tantrum 

Berdasarkan pemberitaan sp-globalindo.co.id, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas aman asupan gula adalah 10 persen dari total kebutuhan kalori.

Lebih baik lagi jika Anda membatasi asupan gula hingga 5 persen atau sekitar 25 gram (sekitar 6 sendok teh), per hari.

Sementara Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan batas asupan gula harian bagi orang dewasa sehat adalah sekitar 50 gram atau 4 sendok makan.

American Dietetic Association (AHA) menyebutkan batas maksimal konsumsi gula untuk anak usia 2 hingga 18 tahun adalah tidak kurang dari 24 gram per hari. @kompas.lifestyle Tahukah Anda kalau konsumsi gula yang tinggi bisa menyebabkan jerawat? Pasalnya, makanan tinggi gula menyebabkan peradangan pada tubuh. #gula #gula tinggi #makanan manis #jerawat? Audio Asli – Gaya Hidup Kompas Dengarkan berita terhangat dan berbagai berita langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstall.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *