JAKARTA, sp-globalindo.co.id – bagi kebanyakan orang, membeli real estate adalah pengeluaran hidup terbesar Anda. Sekalipun pembayarannya harus dilakukan secara mencicil selama beberapa dekade.
Apalagi properti tidak hanya dibeli dan digunakan. Namun masih banyak perawatan yang perlu dilakukan untuk memastikan produk tetap dalam kondisi prima.
Untuk itu, PT Sentul City Tbk berinovasi membuka babak baru di sektor real estate. Hal ini dapat memastikan nilainya tetap tinggi dan terus meningkat.
Baca selengkapnya: Kinerja Sentul City: Awal Rugi Laba bersih kini naik 290 persen.
Menurut CEO PT Sentul City Tbk Eddy Sindoro, nilai properti sama pentingnya dan besarnya dengan aset. dengan nilai aset, selama ini model pemasarannya masih tradisional dan tetap dibandingkan produk lainnya. itu jauh lebih murah
Dunia real estate terkesan tradisional dibandingkan produk gaya hidup dengan model pemasaran yang sangat kekinian.
“Contohnya: Kita bisa melihat perusahaan retail di department store menampilkan produk-produk yang keren. Bahkan perusahaan memasak pun pemasarannya sangat rumit. Sementara itu, bisnis real estate masih sangat terbelakang. Padahal produk yang dijual bernilai miliaran dolar, Tapi itu seperti produk yang tidak bernilai,” kata Eddy saat penandatanganan kerja sama dengan Bank INA di Sentul Highlands Golf Club Sentul City pada akhir Agustus 2024.
Baca lebih lanjut tentang: Sentul tetap menjadi kota yang populer Perumahan Parkville terjual habis dalam waktu singkat.
PT Sentul City Tbk bekerjasama dengan Bank INA menciptakan layanan yang memfasilitasi transaksi produk real estate bekas berkualitas dan terjangkau. Inovasi kedua belah pihak menawarkan Sentul City Secondary Market Exchange (BPSSC).
Sentul City Town Management (SCTM) juga berperan dalam memberikan layanan pengelolaan unit mulai dari renovasi rumah hingga listing unit untuk disewakan atau dijual. Termasuk program produk KPR sekunder yang dilakukan Bank INA.
Peran SCTM mencakup mengelola pasar barang bekas bagi pemilik yang menawarkan properti mereka untuk dijual atau disewakan kepada ratusan broker dan agen terafiliasi.
SCTM juga akan memastikan unit properti yang dikelolanya legal dari segi legalitas.
Sementara itu, Ketua Bank INA Henry Koenaifi mengatakan, permintaan pasar akan kualitas yang siap bergerak sangat besar.
Hal ini mendorong Bank INA untuk mengeluarkan produk keuangan yang sesuai dengan tren pasar saat ini.
“Kami melihat Sentul memiliki potensi pasar sekunder yang sangat besar. Dengan adanya kerjasama ini kami hadir untuk mendukung Kota Sentul dan konsumen mendapatkan KPR untuk unit sekunder,” jelas Henry.
Potensi perdagangan barang bekas sangat besar. Hal ini dapat menciptakan likuiditas. Dan biaya memiliki strategi di Sentul terjangkau.
“Produk KPR sekunder resmi Bank INA menawarkan suku bunga preferensi dengan jangka waktu hingga 20 tahun,” jelasnya.
Timotius Thendean, Direktur Pemasaran PT Sentul City, menambahkan di Sentul ada 515 unit bekas yang dijual dengan total nilai Rp1,5 triliun.
“Masih ada 500 rumah kosong, tapi belum ada plang dijual atau disewakan yang berpotensi dijual atau disewakan. Total ada sekitar 1.000 unit sekunder, ini peluang besar bagi broker dan agen,” kata Timotius. berita dan pilihan kami langsung di ponsel Anda Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses sp-globalindo.co.id Saluran WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.