ANKARA, “sp-globalindo.co.id”.- Pada Rabu (23/10/2024) sore, salah satu penggerak utama efisiensi pertahanan Turki menjadi sasaran serangan mematikan.
Sedikitnya 5 orang tewas dan 22 lainnya luka-luka dalam serangan terhadap Industri Dirgantara Negara Turki (TUSAS).
Serangan itu terjadi sehari setelah pemimpin nasionalis Turki membuat pengumuman yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang kemungkinan proses perdamaian baru dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di negara tersebut.
Baca juga: Trump Akui Hampir Setiap Hari Sering Bicara dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu
Seperti diberitakan Al Jazeera, kelompok yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa ini telah melakukan pemberontakan terhadap negara Turki selama 40 tahun.
Pemilihan waktu terjadinya serangan pada hari Rabu membuat para pengamat percaya bahwa PKK mungkin mengirimkan pesan bahwa mereka belum siap untuk meletakkan senjatanya.
Inilah yang perlu Anda ketahui tentang insiden tersebut dan siapa saja yang mungkin terlibat. Kronologi kejadian
Tembakan dan ledakan terjadi di markas besar TUSAS yang dikelola pemerintah sejak pukul 16:00 (13:00 GMT) pada hari Rabu.
Rekaman dari lokasi kejadian yang disiarkan oleh media lokal awalnya menunjukkan asap tebal dan api ketika layanan darurat bergegas ke lokasi kejadian.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya membenarkan serangan tersebut dalam sebuah postingan di X.
“Terorisme dilakukan di fasilitas Kahramankazan industri dirgantara Turki di Ankara,” tulisnya.
Rekaman keamanan menunjukkan tiga orang dengan taksi kuning tiba di salah satu pintu masuk kompleks. Salah satu penyerang memasuki gedung dan melepaskan tembakan.
Sinem Koseoglu dari Al Jazeera, melaporkan dari Ankara, mengatakan sebuah ledakan terjadi di dekat sel keamanan dan personel keamanan mungkin terluka.
Para saksi mata mengatakan para penyerang mengetahui struktur bangunan tersebut dan ledakan mungkin terjadi di pintu keluar lain saat karyawan hendak pulang kerja.
Mereka menambahkan bahwa pihak berwenang membawa karyawan ke dalam gedung ke tempat penampungan dan tidak mengizinkan siapa pun keluar selama beberapa jam.
“Banyak ahli kini menyatakan bahwa ini adalah serangan teroris yang direncanakan secara strategis,” kata Koseoglu.