GAZA, sp-globalindo.co.id – Enrina Diah adalah seorang ahli bedah plastik yang ditugaskan di Tim Medis Darurat (EMT) Gaza 5 dari MER-C (Komite Darurat Medis).
Kelompok EMT ke-5 terdiri dari dokter bedah saraf, dokter bedah plastik, dokter anestesi, dan dokter spesialis penyakit dalam.
“Tadi menjelang salat Maghrib, kami dipanggil ke bawah karena ada penyerangan (yang menewaskan banyak orang),” kata Enrina berbagi kisahnya kepada VOA.
Baca juga: Al Jazeera menyebutkan relawan MER-C Indonesia di Gaza jatuh sakit dan kesulitan minum obat.
Ia dikirim ke Gaza bersama Tim Medis Darurat (EMT) ke-5 oleh MER-C bersama beberapa dokter Indonesia lainnya.
Enrina dan lima personel EMT lainnya baru menyelesaikan tugasnya pada Sabtu (28/9/2024) setelah hampir dua bulan berada di Gaza.
“Sebelumnya, ketika saya sedang latihan, saya selalu (berurusan dengan) pengeboman pada tahun 2000an, tapi kasus ini (di Gaza) adalah salah satu kasus dimana lukanya sangat serius, jadi seperti yang kita katakan, remuk (hancurkan) tangan.” menderita kerusakan fisik yang parah.”
“Dan masih banyak wajah yang cacat,” lanjut Enrina.
Di Gaza, Enrina mengelola lebih dari 200 operasi dalam waktu kurang dari dua bulan.
“Bisa ada tujuh atau delapan transaksi dalam sehari,” ujarnya.
Enrina dan dokter lainnya merawat pasien dengan peralatan dan obat-obatan terbatas dan bahkan mengoperasinya dengan cahaya telepon seluler.
Ia juga prihatin dengan banyaknya anak-anak di Gaza yang mengalami luka serius di bagian wajah.
“Ternyata banyak kasus yang memerlukan rekonstruksi, karena bedah kosmetik bukan sekedar kosmetik.”
“Yang saya bilang tadi cederanya serius ya, kita bantu tutupi lukanya, apalagi ya. Itu identitas kami, ya. “Iya, masyarakat di sini bukan seperti ancaman bagi masyarakat, tapi (Wajah), apapun identitasnya.”
Baca juga: Retno Marsudi. Relawan MER-C Indonesia berhasil dievakuasi dari Gaza
Sementara itu, Fikri Rofiul Haq pertama kali datang ke Gaza pada tahun 2020 dan menginap di penginapan Dr Jose Rizal di Rumah Sakit Indonesia (RSI) Beit Lahiya di Jalur Gaza bagian utara.
Israel menyerang dan meminta RSI gratis pada November 2023. Saat itu, Fikri dan relawan MER-C lainnya terpaksa mengungsi ke Gaza bagian selatan.