sp-globalindo.co.id – Jennifer dan Dale Harris, orang tua dari seorang siswa di Hingham High School, sebuah sekolah menengah atas di Massachusetts, AS, telah mengajukan gugatan terhadap sekolah putra mereka.
Pasalnya, putranya mendapat hukuman dengan nilai lebih rendah karena diduga menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam mengerjakan tugas.
Sekolah yakin anak-anak Jennifer dan Dale menyontek karena mereka menggunakan kecerdasan buatan untuk mengerjakan tugas sejarah. Ia tidak menyebutkan aplikasi atau layanan berbasis AI apa saja yang digunakan mahasiswa tersebut.
Menurut gugatan yang diajukan di pengadilan federal, Jennifer dan Dale mengatakan putra mereka menggunakan kecerdasan buatan hanya untuk membantu membuat dan melakukan pencarian awal terhadap seorang aktivis hak-hak sipil.
Mereka membenarkan bahwa makalah akhir ini ditulis secara manual, disertai daftar referensi dan catatan kaki.
Baca Juga: Induk Tiktok Sabotase Trainee AI, Ini Hukumannya
Para orang tua ini tidak menerima keputusan sekolah untuk menurunkan nilai IPS anaknya menjadi C+ dan mencegahnya menjadi anggota National Honor Society (NHS).
NHS merupakan organisasi bergengsi yang memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi di sekolah menengah. Mereka yang bergabung dalam organisasi ini mempunyai peluang untuk diterima di universitas terkemuka.
Ya, ini merupakan kerugian bagi anak-anak Jennifer dan Dale. Pasalnya, anak-anaknya bersekolah di universitas elit di Amerika Serikat, termasuk Stanford University.
Dalam gugatannya, Jennifer dan Dale mengatakan putra mereka berbakat secara akademis, dibuktikan dengan IPK yang tinggi, SAT, atau Tes Akademik Siswa, nilai 1520 dan nilai sempurna di ACT, atau Tes Masuk Perguruan Tinggi. Ia juga seorang atlet tiga cabang olahraga.
“Mereka bilang anak kami memalsukan surat-suratnya, padahal bukan itu masalahnya,” kata ibu Jennifer.
Ia mengatakan kebijakan AI di sekolah anaknya tidak jelas dan tidak adil. Mereka berusaha meningkatkan nilai putranya.
Mereka mengira hal itu berbahaya bagi putra mereka. Karena itu mengurangi peluang anak mereka untuk masuk ke Universitas Stanford. Hal ini juga diyakini dapat mengurangi potensi penghasilan putra mereka di masa depan.
Di sisi lain, Hingham High School memiliki pedoman yang juga mencakup penggunaan kecerdasan buatan.
Baca juga: Microsoft Perbarui Copilot Studio dan Kini Bisa Ciptakan Karyawan AI
Pedoman tersebut menyatakan bahwa “penggunaan teknologi yang tidak sah selama penilaian (ujian atau tugas)” dapat dianggap curang atau plagiarisme.
Kegiatan yang melibatkan plagiarisme dan kecurangan akan dianggap sebagai “masalah disipliner” yang mengakibatkan penurunan nilai untuk tugas “tetap”.