KLATEN, sp-globalindo.co.id – Baru-baru ini, seorang polisi yang bekerja sebagai petugas kebersihan menjadi viral di media sosial. Tren ini menarik perhatian netizen yang menganggap memungut sampah dengan mata telanjang sebagai aktivitas kotor.
Namun dibalik aktivitas kotornya, Burpka Celadi ingin menjadi polisi yang “bersih” dan tidak mau menerima suap dan bekerja dengan jujur.
Berpka (Purn.) Seladi, mantan anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Kota Penggilingan, mengaku pensiun sebagai polisi pada 2017.
Baca Juga: Polisi berlakukan contraflow 1 lajur dari KM 47 hingga KM 65 di Tol Jakarta-Sekampek
“Akhirnya saya bertugas sebagai pemeriksa SIM di Polsek Milling, saat itu saya punya pekerjaan memungut sampah sebagai penghasilan tambahan, karena pada dasarnya keadaan keuangan keluarga sedang kurang baik,” ujarnya kepada sp-globalindo.co.id. Sabtu (21/12/2024).
Seladi mengatakan, sejak 2004, alih-alih terlibat korupsi seperti mencari nafkah dengan menerima suap dan memungut tol serta membayar utang secara ilegal, ia lebih memilih memungut sampah.
Padahal, Seladi sendiri sempat terancam suap, yakni sebagai petugas pemeriksa pemohon Surat Izin Mengemudi.
Seladi memilih bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan sambil menekuni pekerjaan sampingannya sebagai pemulung.
“Saya kira semua polisi baik, hanya sedikit orang yang bekerja tidak sesuai prosedur dan bagi saya lebih penting mencari penghidupan halal daripada pungli,” kata Seladi.
Baca Juga: Saat Siswa SMA Belajar Kesederhanaan dari Polisi Jujur Pak Seladi
Celadi mengatakan, mereka bisa mendapatkan tambahan penghasilan sebesar Rp35.000 hingga Rp50.000 per hari dari hasil membuang sampah. Ia masih terlibat dalam kegiatan tersebut hingga saat ini.
Alhamdulillah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, anak-anak sudah besar, ada yang menjadi aparatur sipil negara (ASN), polisi di Polda Malang dan sudah menyelesaikan studi sarjana, kata Seladi.
Seladi mengatakan, apapun profesinya, asalkan ada kejujuran dan keikhlasan, jika dilakukan dengan tekun dan tekun, tidak ada yang patut diremehkan. Dengarkan berita terkini dan cerita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.