Suriah Setelah Assad Tumbang: Pemberontak Berupaya Bentuk Pemerintahan di Tengah Ketidakpastian
DAMASCUS, sp-globalindo.co.id – Penggulingan Presiden Bashar Al-Assad yang dilakukan aliansi pemberontak dalam 12 hari terakhir membuka babak baru dalam sejarah Suriah. Setelah 13 tahun perang saudara, para pemberontak menghadapi tantangan besar dalam membentuk pemerintahan transisi dan memulihkan stabilitas negara yang hancur tersebut.
Warga Suriah merayakan jatuhnya rezim Assad, dengan pemberontak menguasai ibu kota Damaskus dan mengibarkan bendera oposisi di Masjid Umayyah. Namun komunitas internasional, yang dipimpin oleh Dewan Keamanan PBB, terkejut dengan kecepatan perkembangan ini.
Bahkan anggota Dewan Keamanan PBB pun terkejut,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vasyl Nebenzia. Assad, yang melarikan diri dari Moskow, mengakhiri kekuasaan 50 tahun keluarganya di Suriah.
Baca Juga: Al-Julani Umumkan Daftar Pejabat yang Dihukum karena Kejahatan Militer Suriah di Tengah Ketidakpastian Soal Pemerintahan Transisi
Menurut Reuters, Perdana Menteri Assad Mohammed Jalali telah setuju untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan Salvation yang dipimpin pemberontak. Pemimpin pemberontak Ahmed Al Sharaa (Abu Mohammed Al Julani) berbicara kepada Jalali tentang transisi ini.
Otoritas transisi akan dipimpin oleh Mohamed Al Bashir, kepala Bala Keselamatan yang berbasis di Idlib, Al Jazeera melaporkan. Namun, legitimasi pemerintahan baru masih diragukan karena HTS (Hayat Tahrir Al Sham), aliansi pemberontak yang dominan pada masa transisi, telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh PBB dan banyak negara. Tantangan besar menanti
Julani berjanji untuk membangun kembali Suriah dan membentuk pemerintahan sipil yang demokratis. Namun, masih banyak tantangan yang menanti, termasuk pemulihan ekonomi, ketegangan regional dengan Israel, dan krisis diplomatik.
Masalah HTS menjadi lebih rumit, bahkan ketika negara-negara regional seperti Amerika Serikat dan Qatar mencari cara untuk terlibat dengan para pemberontak.
Baca juga: Dewan Keamanan PBB Bahas Situasi Suriah di Sidang Tertutup Harapan dan Keraguan
Dalam situasi ini, rakyat Suriah mengharapkan masa depan yang lebih baik.
“Kami menginginkan negara yang bebas, setara, dan diatur berdasarkan hukum,” kata Firdous Omar, seorang pemberontak yang berencana kembali ke pertaniannya di Idlib.
Namun keberlanjutan jangka panjang masih menjadi tanda tanya. Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, menekankan pentingnya transisi yang menghormati hak asasi manusia.
Baca juga: 40 Mayat yang Disiksa Ditemukan di Rumah Sakit Pemberontak Suriah: Bashar Al Assad Langgar HAM
“Rakyat Suriah menginginkan pemerintahan yang menghormati hak dan martabat mereka,” katanya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung dari ponsel Anda. Untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id, pilih saluran berita favorit Anda: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.