sp-globalindo.co.id – Sebanyak 56 orang tewas pada final turnamen yang digelar untuk menghormati pemimpin militer Guinea, Mamady Doumbouya, di Stadion Nzerekore, Senin (2/12/2024).
Keputusan kontroversial wasit berujung pada kekerasan dan injak-injak yang mengakibatkan 56 kematian.
Kejadian bermula pada menit ke-82 saat wasit memberikan kartu merah yang menimbulkan kemarahan penonton.
Fans melemparkan batu, menyebabkan kepanikan dan banyak orang berusaha meninggalkan stadion.
“Saat pelemparan batu dimulai, polisi juga menembakkan gas air mata. Dalam keributan yang terjadi, saya melihat orang-orang berjatuhan ke tanah, anak-anak dan perempuan terinjak-injak. Sangat menakutkan,” kata Amara Conde, seorang saksi mata, kepada Reuters.
Baca juga: Edoardo Bove Bangun Usai Pingsan di Laga Fiorentina
Video asli menunjukkan orang-orang memanjat tembok tinggi untuk melarikan diri. Sumber polisi mengatakan kepanikan menyebabkan terjadinya penyerbuan berbahaya saat keluar dari stadion.
Banyak dari korban tewas adalah anak-anak dan remaja, kata seorang pejabat pemerintah kota yang tidak mau disebutkan namanya.
Bahkan para orang tua yang kaget terlihat membawa jenazah anaknya sebelum pendaftaran resmi dilakukan.
Gambar yang beredar di media sosial memperlihatkan deretan jenazah, termasuk anak-anak, tergeletak di tanah.
Presiden terguling, Alpha Conde, mengkritik diadakannya acara ini karena dianggap tidak bertanggung jawab.
“Dalam konteks negara yang ditandai dengan ketegangan dan pembatasan, tragedi ini menunjukkan bahayanya organisasi yang tidak bertanggung jawab,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Kelompok oposisi Aliansi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi menuduh pihak berwenang menggunakan kompetisi tersebut untuk mendukung agenda politik Doumbouya, melanggar piagam transisi yang seharusnya sudah ada sebelum pemilu.
Human Rights Watch (HRW) mengkritik junta militer Guinea karena menindas oposisi, media, dan protes damai, serta gagal memenuhi janjinya untuk memulihkan pemerintahan sipil pada Desember 2024. HRW juga melaporkan bahwa terdapat penggunaan kekerasan yang berlebihan, termasuk gas air mata. dan tembakan, terhadap pengunjuk rasa. .
Kecelakaan tersebut menambah catatan kelam kecelakaan di stadion sepak bola yang menarik perhatian Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) dan FIFA.
Kedua organisasi berupaya meningkatkan keselamatan dan mencegah kepadatan berlebih di stadion-stadion Afrika. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.