SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Bola

Tragedi Stadion Guinea, Kelompok HAM: Lebh dari 135 Orang Meninggal Dunia

sp-globalindo.co.id – Organisasi hak asasi manusia di Guinea meyakini lebih dari 135 penggemar sepak bola, kebanyakan anak-anak, tewas dalam kerusuhan di stadion pada Minggu (12/2/2024).

Mengutip BBC, angka tersebut, meski belum bisa dikonfirmasi, jauh di atas angka kematian resmi pemerintah yang berjumlah 56 orang.

Sebuah kelompok hak asasi manusia yang disebut Kolektif Organisasi Hak Asasi Manusia mengatakan perkiraan tersebut didasarkan pada informasi dari rumah sakit, kuburan, saksi stadion, keluarga korban, masjid, gereja dan media lokal. 

Lebih dari 50 orang masih hilang, lanjut organisasi itu.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa alasan kerusuhan stadion di timur laut Guinea adalah keputusan wasit yang kontroversial.

Baca juga: Dua Tahun Pasca Tragedi Kanjuruhan, Perwakilan PT LIB Dengarkan Keluarga Korban

Tragedi itu terjadi pada putaran final turnamen yang diadakan untuk menghormati pemimpin militer Guinea Mamady Doumbouya di stadion di Nzerekore, salah satu kota terbesar di negara Afrika Barat.

Penonton melemparkan batu ke stadion, memicu kepanikan dan perkelahian, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, dan menjanjikan penyelidikan.

Seorang saksi yang menyaksikan pertandingan mengatakan kartu merah kontroversial pada menit ke-82 memicu kekerasan di dalam stadion.

Pelemparan batu dimulai dan polisi turun tangan dengan menembakkan gas air mata. Dalam keributan itu, saya melihat orang-orang terjatuh dan menginjak-injak anak-anak. Mengerikan sekali,” kata Amara Conde kepada Reuters melalui telepon.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan terlalu banyak gas air mata yang digunakan di area yang ditutup, dan menambahkan bahwa kendaraan yang membawa petugas meninggalkan stadion juga menghantam warga yang mencoba melarikan diri.

Sementara itu, AL Jazeera mengutip pernyataan dari Guinean Life Forces (FVG), sebuah aliansi oposisi, yang mengatakan bahwa “sekitar 100 orang” tewas dalam serangan itu.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Dua Tahun Berlalu, Nilai-Nilai Kebangsaan yang Bertentangan Diabaikan Hingga Tuntaskan Penyelidikan

Dewan Tinggi Diaspora, sebuah organisasi warga Guinea yang tinggal di luar negeri, juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan “300 orang tewas, kebanyakan dari mereka adalah anak muda dan remaja, dan ratusan lainnya terluka, beberapa di antaranya luka parah.”

Seorang jurnalis bernama Paul Sakouvogi mengatakan kepada BBC bahwa stadion tersebut “hanya memiliki satu pintu keluar yang sangat kecil” yang menyebabkan orang-orang berkerumun ketika mereka mencoba melarikan diri dari stadion.

Namun seorang pejabat senior kesehatan regional yang dihubungi oleh AFP membantah jumlah korban tewas tersebut. Pejabat tersebut berbicara tanpa menyebut nama agar tidak mewakili pihak berwenang.

Dia mengatakan, indikator pemerintah harus diikuti.

“Mereka berbicara omong kosong,” katanya, mengacu pada angka-angka yang dipublikasikan di tempat lain.

AFP mencatat bahwa karena kurangnya informasi dan transparansi terpusat, baik disengaja maupun tidak, sulit untuk mendapatkan jumlah korban tewas yang akurat dalam tragedi serupa di Guinea.

Guinea adalah salah satu dari beberapa negara Afrika yang saat ini dilarang menjadi tuan rumah kompetisi sepak bola internasional karena tidak memenuhi standar internasional.

Perdana Menteri Mamadou Oury Bahah mengumumkan tiga hari berkabung nasional bagi para korban pada hari Selasa.

  Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *