Dunia ekonomi global terguncang seiring dihidupkannya kembali nama Donald Trump dan slogan “America First”.
Di balik sikap kuat dan retorika patriotik Trump, terdapat ancaman yang tidak hanya akan mengguncang pasar, namun juga mengubah tatanan ekonomi global yang telah berkuasa selama beberapa dekade.
Sebagai pemimpin dengan pandangan proteksionis yang kuat, Trump menempatkan kepentingan Amerika di atas segalanya, sebuah prinsip yang menarik bagi sebagian besar pemilihnya.
Namun, bagi banyak negara di dunia, langkah ini membawa potensi ketidakpastian yang mengancam stabilitas global.
Dengan segala janjinya untuk menjadikan Amerika hebat kembali, Trump telah meninggalkan jejak ketidakpastian di benak para pelaku ekonomi internasional.
Efek domino dari kebijakan Trump mulai mempengaruhi rantai pasokan global dan harga konsumen, seiring dengan kenaikan tarif perdagangan dan kemitraan ekonomi yang dipertanyakan.
Bank Dunia dan IMF memperingatkan bahwa jika pendekatan ini terus berlanjut, hal ini dapat menyebabkan perlambatan perekonomian global, peningkatan inflasi, dan bahkan globalisasi.
Apa arti “America First” dalam konteks perekonomian dunia dan apa artinya bagi stabilitas global?
Artikel ini mengkaji lebih dalam bagaimana visi ekonomi Trump mengancam sistem ekonomi dunia yang saling terhubung dan bagaimana dunia perlu bersiap menghadapi kenyataan baru dalam hubungan internasional yang didominasi oleh kebijakan proteksionis. Di balik slogan “Amerika Pertama”.
Sejak pemilu pertamanya, Donald Trump telah mengikuti slogan “America First”, yang kemudian menjadi dasar hampir seluruh kebijakannya.
Slogan ini mencerminkan sikap proteksionis yang mengutamakan kepentingan domestik Amerika Serikat di atas segalanya, termasuk dalam konteks hubungan ekonomi dan perdagangan global.
Trump berpendapat bahwa globalisasi dan perdagangan bebas telah merugikan Amerika, mengurangi nilai lapangan kerja di sektor manufaktur dan memperlebar defisit perdagangan, terutama dengan negara-negara seperti Tiongkok dan Meksiko.
Pada masa jabatan pertamanya, ia mengenakan tarif impor pada berbagai produk, terutama baja dan aluminium, dan memulai perang dagang dengan Tiongkok.
Pendekatan ini mempunyai dampak yang sangat besar tidak hanya bagi Amerika, namun juga bagi perekonomian global.
Misalnya, kenaikan tarif impor produk Tiongkok menyebabkan peningkatan biaya produksi, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan dan meningkatkan harga produk bagi konsumen di seluruh dunia.