PANTAI PALM BARAT, sp-globalindo.co.id – Dengan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden Partai Republik, syarat utama memilih staf untuk masa jabatan kedua adalah kesetiaan mutlak.
Para penasihat dan sekutu Trump mengatakan bahwa penunjukan pemerintahan kali ini harus merupakan pendukung setia kebijakan dan kepribadian Trump, dengan kriteria untuk menghindari pertikaian yang mengganggu masa jabatan pertama Trump.
Menurut laporan, loyalitas ini mencakup lebih dari sekedar dukungan umum, namun juga pemeriksaan rinci atas prestasi kandidat potensial dan pernyataan sebelumnya.
Baca juga: Donald Trump menunjuk pejabat penting untuk membentuk kabinetnya
Menurut Reuters, Trump dan timnya “ingin memastikan bahwa hanya orang-orang yang benar-benar percaya pada gerakan Make America Great Again (MAGA) yang dapat memasuki struktur pemerintahan.”
Mike Davis, seorang pengacara konservatif dan sekutu dekat Trump, menekankan pentingnya menyeimbangkan kompetensi dan loyalitas di posisi-posisi penting.
“Pejabat yang ditunjuk secara politik membutuhkan kompetensi dan loyalitas. Anda tidak bisa menjadi satu-satunya. Anda membutuhkan keduanya,” kata Davis.
Melalui media sosial, Davis menegaskan bahwa sebelum mendukung siapa pun yang mengharapkan posisi penting di pemerintahan, dia akan meminta bukti nyata dukungan dari Trump.
Sebaliknya, Partai Demokrat mengkritik pendekatan ini dan menyatakan bahwa menghargai kesetiaan dapat merugikan bangsa.
Alex Floyd, juru bicara Komite Nasional Partai Demokrat, menyatakan kekhawatirannya bahwa fokus Trump pada loyalis akan menempatkan kepentingan politiknya sendiri di atas kepentingan publik.
“Alih-alih menyediakan sumber daya terbaik dan tercerdas yang dibutuhkan lembaga dan penegak hukum, Trump dan kroni-kroninya malah ingin menawarkan tawaran pekerjaan kepada loyalis yang akan menempatkan Trump di atas rakyat Amerika,” kata Floyd.
Trump dan tim transisinya melakukan pemeriksaan forensik terhadap masing-masing kandidat, memeriksa pernyataan publik mereka untuk memastikan bahwa tidak satupun dari mereka memiliki catatan yang bertentangan dengan kebijakan atau karakter Trump.
Baca juga: Prancis: Jangan Terburu-buru Soal Posisi Trump Soal Perang di Ukraina
Kandidat yang memiliki riwayat menyumbang ke Partai Demokrat atau Republik yang mengkritik Trump juga menjadi perhatian khusus.
Seorang anggota tim transisi yang terlibat dalam peninjauan tersebut mengatakan bahwa meskipun riwayat sumbangan atau pernyataan negatif tidak secara otomatis menjadi alasan diskualifikasi, hal tersebut dianggap sebagai pertanda buruk bagi seorang kandidat.
Selama masa jabatannya pada 2017 hingga 2021, Trump kerap bentrok dengan pejabat di beberapa lembaga penting, seperti FBI dan Departemen Kehakiman.
Situasi diperparah dengan tindakan Trump yang memecat beberapa pejabat tinggi, termasuk mantan Jaksa Agung Jeff Sessions, Direktur FBI James Comey, serta sejumlah penasihat keamanan nasional dan menteri pertahanan yang berusaha membujuknya untuk mengambil langkah kontroversial.
Trump telah mengindikasikan bahwa pemerintahan keduanya akan lebih fokus pada loyalitas, terutama pada posisi strategis seperti jaksa agung dan direktur FBI.
Para sekutu Trump mengatakan bahwa memilih pejabat yang benar-benar loyal untuk posisi-posisi tersebut akan mengurangi kemungkinan penolakan dalam negeri terhadap kebijakan-kebijakan kontroversial Trump dan memperkuat kemampuan pemerintah untuk melaksanakan agenda kebijakannya.
Baca Juga: Rusia Bantah Putin Disebut Trump, Kata Kremlin
Dengan pendekatan ini, tim Trump berharap dapat menghindari hambatan terhadap janji kampanyenya dan menciptakan pemerintahan yang sepenuhnya selaras dengan visi dan misi Make America Great Again. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.