JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Pengguna kendaraan listrik, termasuk sepeda motor listrik, harus mewaspadai baterai memiliki masa pakai. Oleh karena itu, produsen biasanya menawarkan berbagai kemampuan masa pakai baterai.
Rentang usia biasanya menggunakan periode tahun. Misalnya, baterai listrik diklaim memiliki umur maksimal tiga tahun.
Baca selengkapnya: Ucap Marquez usai merokok Bagnaia di MotoGP Prancis 2024
Namun yang belum diketahui adalah masa pakai baterai sebenarnya tidak didasarkan pada tahun, melainkan pada pengisian daya.
Semakin sering baterai diisi, semakin rendah kapasitasnya. Kekuatan inilah yang kemudian disebut cakra kehidupan.
Direktur Pemasaran PT International Chemical Industries (ABC Lithium) Harmawan Vijaya mengatakan, pembedaan tersebut tidak dimaksudkan untuk menyesatkan konsumen. Produsen baterai memberikan referensi waktu dalam setahun untuk membantu pemahaman.
“Bagi masyarakat awam, cara yang paling sederhana adalah dengan menggunakan tahun, karena kita hidup dalam hitungan hari,” kata Harmawan yang baru saja berkunjung ke Jakarta.
Harmawan mengatakan teori siklus hidup baterai memang benar, namun bukan yang paling akurat karena hanya bisa dibuktikan di laboratorium dan tidak di lapangan.
Baca juga: 2 Tipe Sistem Rem Bus, Mana yang Lebih Aman?
“Misalnya NCM (baterai) cycle life-nya 1.000 kali, lalu LFP 2.000, seperti yang bisa dibuktikan di lab,” kata Hermawan.
“Bagaimana caranya charge 100% ke sisa 80%. Jadi kalah 20% itu berarti 1.000 kali untuk NCM sedangkan untuk LFP 2.000 kali. Lalu dihitung berapa kali dipakai jadi 80%. contohnya,” ujarnya.
“Lebih baik pakai watt hour (benar), tapi saya bingung,” kata Harmawan. Dengarkan berita terkini dan liputan pemilu kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.