SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Nasional

Viral Dugem Narkoba Rutan Pekanbaru, Anggota DPR: Bukti Kegagalan Sistem!

Jakakarta, Compass.com – Wakil Presiden Perwakilan DPR, XIII Davi Asmara, mengatakan kasus partai obat di Pusat Retensi Sialang, Pankanbaru, Riau, menunjukkan betapa buruknya pemantauan dan kerentanan sistem keamanan di balik kolom tersebut.

Dewi juga menyatakan keprihatinan yang mendalam dan meminta reformasi keseluruhan dalam sistem perbaikan.

“Partai obat di pusat penahanan adalah bentuk kesalahan sistem yang sangat serius. Ini adalah alarm darurat yang tidak boleh diabaikan. Pemerintah harus bertindak cepat dan tegas sebelum pusat penahanan atau penjara benar -benar berubah menjadi pusat kejahatan baru,” kata Devi dalam sebuah pernyataan Jumat (4/18/2025).

BACA: Penangkap Klub di Pekan Pemotongan Pecah Pakanbarus untuk Lemari Lemari, Direktur -Umum untuk Investigasi

Devi menjelaskan bahwa kasus itu tidak sendirian, tetapi itu adalah puncak dari berbagai masalah yang terjadi sejak lama.

Karena selama ini, obat selalu memasuki pusat penahanan.

Menurut Dewi, insiden itu sangat dicurigai melibatkan petugas yang tidak bermoral, jaringan kriminal atau bahkan keluarga warga janin.

Baca Juga: Pesta di Penjara Pankanbaru: Carutan Campuran, 14 tangkapan Dughem pindah ke Lapas

Kemudian Dewi juga menekankan kurangnya teknologi deteksi yang menyebabkan perdagangan narkoba.

Selain itu, ada banyak tabrakan di antara para pejabat dan penduduk yang didorong yang membuka kesenjangan dalam penyalahgunaan kekuasaan.

Kekuatan Lapa yang luar biasa juga menghasilkan pengawasan berat.

Dewi juga menyarankan peningkatan pengawasan dan teknologi di pusat penahanan secara internal dan eksternal. “Setiap pusat penahanan harus dilengkapi dengan perangkat deteksi obat seperti X -rays, pemindai obat dan uji coba secara tidak sengaja dan berkelanjutan dengan BNN dan Kementerian Kesehatan. CCTV dengan sistem pemantauan waktu nyata juga diperlukan, bukan hanya formalitas.”

“Sebuah studi menyeluruh harus dilakukan, baik dari Kementerian Imigrasi dan untuk lembaga korektif dan independen. Orang yang terbukti yang terlibat harus diberikan sanksi yang ketat, termasuk pemecatan dan proses hukum yang tidak bersyarat,” lanjut Devi.

Devi mengatakan bahwa tahanan obat -obatan harus dipisahkan ketika terpapar program rehabilitasi intensif.

Sementara itu, Devi juga mendorong peningkatan penjara atau penahanan dan kesejahteraan bagi para perwiranya.

BACA: 64 Ponsel untuk WiFi Modem ditemukan diserang di Pusat Pemotongan Pankanbaru

Menurutnya, pejabat penahanan harus dilengkapi dengan pelatihan integritas serta insentif yang tepat untuk menghindari tergoda oleh praktik penyuapan atau penyuapan.

“Pusat penahanan tidak dapat bekerja sendiri. Harus ada sinergi antara polisi, BNN dan masyarakat setempat. Bahkan keluarga target penduduk perlu mendapatkan pendidikan tentang bahaya narkoba dan pengaruhnya,” katanya.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *