BEIJING, sp-globalindo.co.id – Presiden China Xi Jinping meminta Presiden AS Joe Biden mengubah pernyataan resmi Amerika tentang Taiwan.
Menurut dua pejabat AS, pada pertemuan di San Francisco tahun lalu, Xi meminta AS mengubah pernyataannya yang “tidak mendukung” kemerdekaan Taiwan menjadi “kami menentang kemerdekaan Taiwan”.
Namun, AS menolak permintaan ini dan menegaskan kembali kebijakan “Satu Tiongkok” yang sudah lama ada.
Baca juga: Waspada Geopolitik Indonesia: Reaksi Timur Tengah dan Taiwan
Reuters melaporkan bahwa diplomat Tiongkok sering mendorong perubahan ini karena Taiwan masih menjadi masalah sensitif antara AS dan Tiongkok.
Amerika Serikat memutuskan hubungan resmi dengan Taiwan pada tahun 1979, namun terus mendukung Taiwan yang demokratis dalam upaya membela diri.
Peningkatan kekuatan militer Tiongkok di Taiwan telah memperkuat sikap Xi Jinping terhadap kemerdekaan Taiwan, namun Biden mengatakan ia akan mematuhi kebijakan lama AS terhadap Taiwan.
Perubahan bahasa AS yang diminta Xi dapat berdampak pada seluruh kawasan Asia-Pasifik dan berdampak pada hubungan AS dengan sekutu dan mitranya.
Menurut para pejabat, hal ini dapat diartikan sebagai penurunan dukungan AS terhadap Taiwan, terutama dalam menghadapi meningkatnya tekanan militer dari Beijing.
China sendiri terus meningkatkan aktivitas militernya di Taiwan, termasuk blokade strategis dan latihan militer.
Pejabat dari dua negara di Asia dan Pasifik menegaskan bahwa mereka menganggap perubahan bahasa tersebut sebagai tanda perubahan kebijakan AS.
Baca selengkapnya: Usai Latihan China, Kapal Perang AS-Kanada Melintasi Selat Taiwan
Bagi Taiwan, dimana banyak warganya ingin mempertahankan status quo, perubahan pernyataan AS ini dapat mempengaruhi kepentingan keamanan dan politiknya di wilayah tersebut.
Para pemimpin AS dan Tiongkok dapat melanjutkan perundingan di Taiwan sebelum masa jabatan Biden berakhir pada bulan Januari, dan dapat bernegosiasi pada KTT G20 di Brasil atau KTT APEC di Peru.
Baca selengkapnya: Ancaman perang di Selat Taiwan dan Tantangan Diplomasi Indonesia
Biden, yang masa jabatannya akan berakhir pada tahun 2025, akan menyerahkan situasi tidak stabil di Taiwan kepada penggantinya, Wakil Presiden Kamala Harris atau mantan Presiden Donald Trump, berdasarkan hasil pemilu AS. Dengarkan berita terbaru dengan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih berita favorit Anda untuk menerima Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.