KYIV, sp-globalindo.co.id – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengusulkan agar wilayah Ukraina berada di bawah NATO. Tujuannya adalah untuk mengakhiri perang dengan cepat.
Seperti dilansir BBC, Sabtu (30/11/2024), Zelensky menyatakan akan setuju menjadi anggota NATO, jika seluruh Ukraina diizinkan menjadi anggota NATO, dalam batas yang disepakati dunia.
Kemudian Ukraina dapat mencoba merundingkan pengembalian wilayah yang berada di bawah kendali Rusia “melalui diplomasi,” katanya.
Baca juga: Rusia Kembalikan Jenazah 502 Tentara Ukraina yang Tewas di Medan Perang
Namun rekomendasi ini sangat teoritis. Seperti yang diungkapkan Zelensky, belum ada yang mengajukan usulan seperti itu.
Apakah NATO akan mempertimbangkan langkah tersebut masih sangat dipertanyakan.
“Ukraina tidak pernah mempertimbangkan usulan seperti itu karena tidak ada yang memberikannya kepada kami secara resmi,” kata Zelensky.
Oleh karena itu, NATO harus memberikan perwakilan kepada semua negara, termasuk wilayah yang saat ini berada di bawah kendali Rusia.
“Anda tidak bisa memberikan undangan hanya ke satu bagian negara saja. Mengapa? Karena dengan begitu Anda akan memahami bahwa Ukraina hanyalah bagian dari Ukraina, dan bagian lainnya adalah Rusia,” ujarnya.
Banyak orang mengusulkan gencatan senjata, namun tidak ada cara untuk mencegah Rusia menyerang lagi. Jadi rekonsiliasi itu sangat berbahaya.
“Hanya anggota NATO yang bisa memberikan jaminan seperti itu,” kata Zelensky.
Presiden Ukraina mengatakan dia yakin perang bisa berakhir tahun depan jika sekutu Ukraina menunjukkan keberanian.
Baca Juga: Ukraina: Usai Tembakkan 90 Rudal, Rusia Tembak Jatuh 132 Drone
Laporan menunjukkan bahwa diskusi tentang apa yang disebut keanggotaan NATO gaya Jerman Barat yang diberikan kepada negara yang terpecah belah telah berlangsung selama lebih dari setahun di Eropa Barat.
Namun, belum ada rencana resmi yang disampaikan.
Saat kampanye pemilihan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berjanji akan mengakhiri perang dalam waktu 24 jam.
Orang-orang terdekatnya, seperti Wakil Presiden terpilih JD Vance, telah mengisyaratkan adanya kemungkinan rekonsiliasi bagi Ukraina melalui pengalihan kekuasaan di Donbass dan Krimea.