SEOUL, sp-globalindo.co.id – Yoon Suk-yeol, presiden Korea Selatan yang terpilih pada tahun 2022, dikenal sebagai sosok yang memicu perdebatan dengan politik konservatifnya.
Dari latar belakangnya yang kuat di dunia hukum hingga politik kontroversialnya tentang feminisme dan Korea Utara.
Seperti dilansir Guardian, berikut lima fakta Yun yang patut Anda ketahui.
Baca Juga: Gempa M 7 Melanda California AS, Picu Peringatan Tsunami, Gubernur Nyatakan Keadaan Darurat 1. Awal Karier Jaksa yang Mengguncang Politik
Sebelum terjun ke dunia politik, Yoon Suk Yeol dikenal sebagai jaksa yang tegas. Ia memulai karirnya sebagai jaksa pada tahun 1994. dan segera dikenal karena keterampilan investigasi dan penuntutannya yang berhasil mengungkap berbagai skandal korupsi besar.
Salah satu pencapaiannya yang paling terkenal adalah perannya dalam memimpin penyelidikan yang berujung pada pemakzulan Presiden Park Geun-hye pada tahun 2017. karena korupsi. Keberhasilannya dalam menyelesaikan kasus besar ini membangun reputasinya sebagai petugas hukum yang tidak kenal kompromi. 2. Mengambil pendekatan yang keras terhadap Korea Utara
Sebagai presiden, Yun dikenal karena pendekatannya yang sangat keras terhadap Korea Utara. Berbeda dengan pendahulunya Moon Jae-in yang berusaha meredam ketegangan melalui diplomasi dan pertemuan langsung dengan Kim Jong-un, Yun lebih memilih merespons provokasi dari Pyongyang dengan tindakan tegas.
Dia berjanji akan mengambil kebijakan yang lebih keras dan fokus pada persiapan militer untuk menghadapi potensi ancaman dari Korea Utara, yang semakin memperburuk hubungan kedua negara. 3. Anti-feminisme dan politik gender yang kontroversial
Yoon Suk Yeol secara terbuka mengidentifikasi dirinya sebagai seorang “anti-feminis”. Ia mendapat dukungan dari kelompok pemuda yang merasa terpinggirkan dengan kebijakan Korea Selatan yang memberdayakan perempuan.
Sebagai bagian dari kampanyenya, ia berjanji akan menghapuskan Kementerian Gender dan Keluarga, meski masih ada hingga saat ini, namun posisi kementerian tersebut sudah kosong sejak Februari 2024. Kebijakan ini mendapat banyak kritik karena Korea Selatan masih menghadapi masalah kesetaraan gender yang signifikan.
Baca juga: Presiden Korea Selatan Tuntut Partainya Sendiri untuk Melengserkannya 4. Menghadapi Penurunan Popularitas Secara Drastis
Sejak menjabat, popularitas Yoon Suk Yeol menurun drastis. Berbagai kontroversi terkait kebijakan ekonomi, pengelolaan inflasi, dan ketidakmampuannya mencapai konsensus dengan parlemen oposisi telah membuat banyak warga Korea Selatan frustrasi.
Faktanya, pada bulan Desember 2024. Hasil survei menunjukkan hanya sekitar 19 persen masyarakat yang mendukung pemerintahannya. Selain itu, citra Yoon di mata publik ternoda oleh skandal istrinya Kim Keon Hee yang melibatkan penerimaan hadiah mewah. 5. Kontroversi seputar penerapan darurat militer
Pada tanggal 3 Desember 2024 Yoon Suk Yeol membuat keputusan mengejutkan dengan mengumumkan keadaan darurat di tengah ketegangan politik dan tuduhan ancaman dari “kekuatan anti-negara” yang pro-Korea Utara.
Langkah tersebut ditentang keras oleh semua partai oposisi dan bahkan oleh beberapa anggota Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, yang menganggap langkah tersebut tidak sah. Kurang dari enam jam setelah pengumuman tersebut, parlemen dengan suara bulat menolak keputusan Yun, sebuah peristiwa yang semakin membahayakan masa depan politiknya.
Yoon Suk-yeol, yang awalnya terlihat sebagai pemimpin yang berani dan berdedikasi, kini mendapati dirinya berada di tengah badai politik yang dapat memutuskan apakah ia akan tetap bertahan atau terpaksa pensiun dini.
Baca juga: Presiden Korea Selatan Terlibat Skandal dan Darurat Militer Militer
Dalam waktu singkat, ia berubah dari sosok yang disegani di dunia hukum menjadi presiden yang penuh kontroversi dan perpecahan.
Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.