WASHINGTON DC, sp-globalindo.co.id – Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan presiden AS berikutnya, Donald Trump, di Gedung Putih, Rabu (13/11/2024).
Biden menyapa Trump yang kembali ke Gedung Putih sebagai pemenang pemilu presiden AS 2024 dengan tulisan “Selamat datang kembali”.
Biden dengan hangat menyambut Trump, meskipun politisi Partai Republik itu tidak menyambutnya ketika Partai Demokrat menang empat tahun lalu.
Baca juga: Susunan Kabinet Trump: Susunan Sekutu Setia Siap Terapkan Kebijakan Baru AS
Trump mengunjungi Gedung Putih ketika diketahui bahwa Partai Republik telah memenangkan mayoritas kursi di DPR, sehingga dia dapat mengambil kendali penuh atas Kongres.
Kemudian presiden AS dan presiden terpilih berjabat tangan di depan api hangat di Ruang Oval.
Trump tak menyelesaikan tradisi tersebut saat dikalahkan Biden pada Pilpres AS 2020.
Biden (81) kemudian mengucapkan selamat kepada Trump (78) sambil menjanjikan transisi kekuasaan yang lancar.
“(Kami akan melakukan) segala yang kami bisa untuk memastikan kebutuhan Anda terpenuhi,” kata Biden, yang mengundurkan diri dari pemilihan presiden Juli 2024 untuk digantikan oleh Kamala Harris.
Saat keduanya berjabat tangan, Biden menunduk dan Trump mencondongkan tubuh ke depan dan menatap matanya.
Baca juga: Trump Bangun Kabinet Hawkish, Sinyal Keras Bagi China?
“Politik itu sulit dan dalam banyak kasus di dunia ini tidak terlalu menyenangkan. Dunia saat ini menyenangkan dan saya menghargainya,” kata Trump, presiden Amerika Serikat ke-45 dan akan segera menjadi presiden ke-47, seperti dilansir AFP News. agensi.
Trump mengatakan kepada Biden bahwa dia yakin transisi ke pemerintahan akan berjalan selancar mungkin.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan pembicaraan berlangsung hampir dua jam dengan sangat bersahabat.
Biden secara khusus menekankan kepada Trump – yang selama ini skeptis terhadap dukungan AS terhadap Ukraina – perlunya mendukung Kiev melawan Rusia, kata penasihat keamanan nasional Jake Sullivan.
Namun, hasil akhirnya akan bergantung pada kebijakan Trump karena dengan mayoritas kursi di DPR AS, Partai Republik bisa lebih menguasai Senat.
Baca juga: Kekhawatiran menyebar saat Donald Trump merencanakan deportasi massal Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.