SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Proses Stunting Terjadi Bertahap, Kenali Tanda Awalnya

sp-globalindo.co.id – Sembelit merupakan salah satu dampak dari kekurangan gizi kronis pada anak. Meski penundaan tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba, kondisi ini diawali dari kegagalan menambah berat badan.

Ahli gizi anak dan Spesialis Penyakit Metabolik Klara Yuliarti menjelaskan, orang tua sebenarnya bisa melihat tanda-tanda awal stroke dengan memantau tumbuh kembang bayinya setiap bulan.

“Di Indonesia kita punya Posyandu, sistemnya paling bagus karena setiap bulan anak diukur dan tinggi badannya,” jelasnya.

Ia mengatakan, serangan tersebut diawali dengan penambahan berat badan (weight loss) yang kurang optimal, yang dapat terjadi antara usia 3 hingga 24 bulan. Kemudian pertambahan tinggi badan tidak maksimal (akhirnya lemas) dan akhirnya berdampak pada perkembangan lingkar kepala.

“Jika berat badannya tidak bertambah selama beberapa bulan dan tidak ada intervensi, maka anak tersebut akan menderita stroke. Bahkan, kita bisa mencegah serangan tersebut dengan segera merujuk anak yang mengalami kekurangan berat badan ke Puskesmas,” kata Guru Besar Departemen Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Baca Juga: 6 Cara Menambah Berat Badan pada Bayi Kecil

Ada banyak penyebab mengapa bayi kesulitan menambah berat badan, mulai dari kurang makan, daya serap yang buruk di saluran pencernaan, hingga infeksi yang tidak diketahui penyebabnya. Semua hal ini perlu dievaluasi agar bisa segera ditangani.

Orang tua dapat memantau pertumbuhan tinggi dan berat badan anaknya menggunakan kartu Peta Jalan Sehat (KMS) atau Kartu Anak dan Sehat (KIA).

Menurut Dr. Idealnya, pada setiap tingkat Posyandu yang mengukur tumbuh kembang anak, Klara memasukkan angka-angka tersebut ke dalam tabel yang dapat dijadikan acuan, sehingga pergerakan pertumbuhan harus selalu meningkat.

Berdasarkan pedoman Kementerian Kesehatan yang mengacu pada rekomendasi WHO, angka pertambahan berat badan yang sesuai (untuk anak usia 0 hingga 2 tahun, tergantung usia dan jenis kelamin) harus dibatasi persentil ke-5 pada tabel pertambahan berat badan.

“Kalau arsiteknya ada release atau pelepasan pasti ada alasannya. Kaji apakah MPASI tidak ada atau ada kondisi medis lain. Jika berat badan tidak bertambah segera hubungi Puskesmas,” ujarnya.

Melalui deteksi dini, intervensi yang tepat waktu dan preventif dapat dilaksanakan untuk memastikan tumbuh kembang anak yang optimal dan mengurangi risiko keterlambatan.

Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan umumnya ditandai dengan tinggi badannya yang berada di bawah rata-rata anak seusianya.

Namun, obesitas tidak hanya menjadi masalah tinggi badan, tetapi juga menghambat perkembangan otak dan dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik di masa dewasa.

Baca juga: Makanan Penting untuk Memperbaiki Kondisi Anak Stunting

  Dengarkan berita terkini dan pilih berita langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita yang ingin Anda akses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *