sp-globalindo.co.id – Lupus merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang dapat menyebabkan sindrom antifosfolipid, yaitu pembekuan darah. Hal ini berisiko menyebabkan stroke, terutama pada pasien lanjut usia.
Untuk itu, dokter spesialis penyakit dalam, konsultan imunologi alergi klinis Universitas Indonesia, prof. Heru Sundaru, Sp.PD-KAI mengatakan penderita lupus dengan sindrom pembekuan darah harus menjalani pengobatan seumur hidup dengan antikoagulan. Langkah ini penting untuk mengendalikan gejala lupus dan mencegah komplikasi di kemudian hari, seperti stroke.
“Hal ini dapat dihindari dengan pengenceran darah seumur hidup.” “Kalau lupus bisa dikendalikan, maka lupus harus dijalani seumur hidup, maka kejadian lupus akan berkurang,” kata Heru, dilansir Antara, Rabu (12/11/2024).
Baca Juga: Gejala Ini Patut Dicurigai Lupus, Apa Saja?
Heru menjelaskan, sindrom pembekuan darah sering terjadi pada orang berusia di atas 50-60 tahun dan berhubungan dengan penyakit lain seperti diabetes atau hipertensi.
Jika penggumpalan darah terdeteksi pada usia muda, terutama pada wanita, patut dicurigai sebagai tanda sindrom antifosfolipid.
Pada penderita lupus, gejala penggumpalan darah dapat dikenali melalui beberapa tanda, seperti kuku pucat atau kebiruan, gangguan pada organ vital seperti paru-paru dan ginjal, serta keguguran berulang pada ibu hamil akibat aliran darah ke janin tidak mencukupi.
Selain risiko penggumpalan darah, Heru mengatakan kekurangan vitamin D juga bisa menyebabkan stroke, terutama pada wanita pascamenopause.
“Vitamin D bisa mencegah hal ini, tapi banyak faktor lain yang menyebabkan stroke pada lansia, seperti tekanan darah tinggi, penyakit Alzheimer, dan serangan jantung.” “Kekurangan vitamin D harus diatasi dengan suplemen untuk mencegah kerusakan lebih lanjut,” kata Herou.
Baca juga: Tanda-tanda Lupus pada Anak Berbeda Sistem Organ Olahraga ringan untuk penderita lupus
Untuk mencegah memburuknya gejala lupus dan risiko stroke, olahraga juga menjadi langkah penting.
Heru menyarankan penderita lupus untuk melakukan olahraga ringan yang tidak menimbulkan gejala, seperti menghindari paparan sinar matahari langsung.
“Olahraga apa pun baik untuk lupus kecuali menghindari sinar matahari.” Lakukan sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 5 sore. “Hindari hal-hal yang dapat memperburuk penyakit lupus, namun tetap lakukan olahraga yang cukup agar tubuh tetap sehat,” kata Heru.
Penderita lupus diharapkan memiliki pola hidup teratur dengan pengobatan, olahraga ringan dan pola makan yang baik sehingga risiko terjadinya komplikasi serius seperti stroke dapat dikurangi secara dini. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://vvv.vhatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.