sp-globalindo.co.id – Dokter Spesialis Anak Subspesialis Endokrinologi RS Pondok Indah, dr. Dr Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, Subsp. End., FAAP, FRCPI (Ur.) Dikatakannya, diabetes tipe 1 merupakan jenis diabetes melitus yang paling banyak ditemukan pada anak-anak.
Diabetes melitus terjadi karena tubuh mereka kekurangan insulin akibat kerusakan sel pankreas akibat proses autoimun.
Permasalahan utama yang muncul di Indonesia adalah rendahnya kesadaran masyarakat bahkan petugas kesehatan bahwa DM dapat terjadi pada anak, sehingga kasus DM pada anak seringkali terabaikan, kata Aman dikutip Antara, Selasa (10//10). ).
Data International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2022 menunjukkan terdapat 1,2 juta penderita diabetes tipe 1 pada anak di bawah usia 19 tahun di seluruh dunia.
Sedangkan menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dipublikasikan pada 1 Februari 2023, kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat sejak Januari 2023 dengan frekuensi 2 per 100.000 anak di bawah usia 18 tahun.
Baca juga: Sering Diabaikan, Diabetes pada Anak Terjadi Akibat Kerusakan Pankreas
Aman kemudian mengungkapkan, gejala umum diabetes pada anak muncul sejak dini, antara lain sering haus, sering buang air kecil, cepat lelah, dan penurunan berat badan secara signifikan.
Anak-anak juga mudah kelaparan dan mengalami infeksi kulit berulang.
Jika anak hamil menderita diabetes, maka akan terjadi kondisi yang disebut dengan ketoasidosis diabetik (DKA).
Gejala yang muncul pada anak yang menderita DKA adalah sesak napas, mual, muntah, sakit perut atau pingsan. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kematian, jelas e.
Baca Juga: Diabetes Pada Anak Meningkat: Pentingnya Deteksi Dan Pencegahan Dini Cara Mengobati Diabetes Melitus Pada Anak
Dalam penanganan anak penderita diabetes tipe 1, Aman mengatakan ada lima pilar, yakni suntikan insulin, pemantauan gula darah, manajemen nutrisi, aktivitas fisik, dan edukasi.
Dapat dikatakan bahwa pengobatan diabetes tipe 1 pada anak memerlukan pendekatan komprehensif oleh tim profesional kesehatan yang mencakup dokter anak yang berspesialisasi dalam penyakit endokrin, dokter anak yang berspesialisasi dalam nutrisi dan penyakit metabolik, atau spesialis di bidang klinis. ahli gizi atau ahli gizi, psikolog atau psikiater dan pendidik diabetes.
“Suntikan insulin harus diberikan secara lengkap karena penyebab utama DM tipe 1 adalah kurangnya produksi insulin dalam tubuh. Satu-satunya cara pemberian insulin yang selama ini terbukti efektif adalah melalui suntikan subkutan,” ujarnya.
Selain itu, Aman menganjurkan pemantauan mandiri gula darah dilakukan minimal empat kali sehari, yaitu pagi hari saat bangun tidur, sebelum makan, 1,5-2 jam setelah makan, dan malam hari sebelum makan. pergi tidur. . .
Hal ini dilakukan untuk memastikan dosis insulin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.
Dapat dikatakan bahwa pola makan anak penderita diabetes tipe 1 juga harus diperhatikan agar anak memperoleh nutrisi yang diperlukan untuk proses tumbuh kembangnya, sekaligus mencegah timbulnya masalah penyakit tersebut.
Baca juga: Diabetes pada anak di Indonesia meningkat 70 kali lipat