SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Penyakit Misterius “X” di Kongo Berakibat 143 Kematian Teridentifikasi

sp-globalindo.co.id – Selama berminggu-minggu, penyakit misterius di Republik Demokratik Kongo dikenal dengan nama “Penyakit X”.

Namun flu yang menewaskan lebih dari 143 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, akhirnya teridentifikasi.

“Misterinya akhirnya terungkap. Ini adalah kasus malaria parah yang menyerupai penyakit pernapasan,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Kongo, Selasa (17/12/2024), seperti dilansir CBS News.

Baca Juga: Penyakit Aneh Melanda Kongo, 143 Orang Tewas

Menurut organisasi kesehatan tersebut, kekurangan gizi di daerah yang paling terkena dampak telah melemahkan sistem kekebalan penduduk setempat, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit tersebut.

Gejala penyakit malaria antara lain sakit kepala, demam, batuk, dan nyeri badan.

Menteri Kesehatan Kongo sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa negaranya berada dalam “siaga tinggi” atas penyebaran penyakit yang belum terdiagnosis ini.

Para pejabat kesehatan mengatakan pada awal Desember bahwa letak pusat epidemi yang terpencil dan diagnosis yang tidak jelas mempersulit respons cepat terhadap wabah tersebut.

Sejak Kementerian Kesehatan Kongo pertama kali mengeluarkan peringatan tersebut pada 29 Oktober 2024, setidaknya sudah ada 592 kasus yang dilaporkan.

Baca Juga: Penyakit misterius yang mengancam ibu hamil dan ibu baru adalah PPCM

 

Kementerian Kesehatan Kongo melaporkan angka kematian akibat penyakit tersebut mencapai 6,25 persen. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari separuh korban meninggal adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun yang mengalami kekurangan gizi parah selama infeksi. 

Pada konferensi pers tanggal 10 Desember 2024, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan 10 dari 12 sampel pasien penyakit misterius tersebut ditemukan mengidap malaria, meski saat itu sedang dilakukan tes penyakit lain.

Pemerintah Kongo telah mengirimkan tim intervensi cepat yang terdiri dari ahli epidemiologi dan personel medis lainnya ke provinsi Kwangju, yang terletak 700 kilometer tenggara ibu kota Kinshasa.

Tim ini bertanggung jawab untuk mendiagnosis penyakit dan memberikan respons yang tepat.

Sebelumnya, pejabat pemerintah memperingatkan masyarakat untuk menghindari kontak dengan korban atau jenazah.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kongo menghadapi banyak penyakit seperti tifus, malaria dan anemia.

Negara ini juga sedang berjuang melawan wabah Mpox, dengan lebih dari 47.000 kasus dan lebih dari 1.000 kematian, menurut WHO.

Para pejabat WHO mengatakan obat-obatan antimalaria yang disediakan oleh WHO sedang didistribusikan ke pusat-pusat kesehatan setempat di Kongo, dan lebih banyak pasokan medis akan tiba.

Saat ini, musim hujan sedang berlangsung di Kongo, yang seringkali menyebabkan peningkatan kejadian malaria, dan tentunya akan mempersulit pengobatan bagi mereka yang paling berisiko. Dengarkan berita terpopuler dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *