SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Waspada, Minuman Berpemanis Picu Diabetes dan Penyakit Jantung

sp-globalindo.co.id – Tidak ada yang bisa memungkiri hubungan antara minuman manis dan dampak negatifnya bagi kesehatan. Penelitian terbaru menambah bukti yang memperkuat hubungan tersebut.

Sebuah studi terbaru yang menganalisis data dari 184 negara menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis menyebabkan 2,2 juta kasus baru diabetes dan 1,2 juta kasus baru penyakit kardiovaskular setiap tahunnya.

Para peneliti yang terlibat dalam penelitian ini memiliki akses terhadap sejumlah besar data, termasuk informasi pola makan dari 3 juta orang.

Dikatakan rata-rata orang mengonsumsi sekitar 248 gram minuman manis per minggu. Jumlahnya bervariasi dari satu negara ke negara lain.

Negara-negara yang menunjukkan hubungan kuat antara diabetes tipe 2 dan minuman manis antara lain Kolombia, Amerika Serikat, Argentina, Myanmar, dan Thailand.

Sementara itu, hubungan antara minuman tinggi gula dan penyakit kardiovaskular ditemukan di Nigeria, Rusia, Kolombia, dan Thailand.

Baca Juga: 6 Buah Tinggi Gula Yang Sebaiknya Dibatasi Agar Terhindar Dari Diabetes

“Beban global akibat diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular akibat minuman manis sangat mengejutkan,” kata ahli gizi dan peneliti Lucy McCann, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Ia menegaskan, selain berdampak serius terhadap kesehatan individu, konsumsi minuman manis juga memberikan tekanan besar pada sistem pelayanan kesehatan dunia.

“Dampaknya terhadap sistem kesehatan tidak bisa diabaikan,” katanya.

Penjualan lebih tinggi di negara-negara berkembang

McCain menjelaskan bahwa negara-negara yang paling terkena dampak minuman manis adalah negara-negara yang paling tidak siap menghadapi biaya kesehatan jangka panjang yang terkait dengan penanganan penyakit ini.

Dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2024 dan dipublikasikan di jurnal Lancet, peneliti menemukan bahwa penjualan minuman manis ternyata menguntungkan. Rata-rata orang mengonsumsi lebih dari dua porsi minuman manis per minggu.

Dalam makalahnya, penulis menjelaskan bahwa konsumsi minuman manis mengalami penurunan di negara-negara berpenghasilan tinggi.

Baca juga: Minuman Manis Lebih Berbahaya dari Nasi untuk Diabetes

Untuk memastikan perusahaan minuman terus memperoleh keuntungan, mereka beralih ke negara berkembang. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa dampak kesehatan meningkat secara signifikan di wilayah tersebut.

Meskipun beberapa negara ini telah menerapkan pajak gula, perusahaan minuman mengeluarkan lebih banyak uang untuk iklan mereka untuk “mengimbangi dampak negatif terhadap penjualan.”

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *