WASHINGTON DC, sp-globalindo.co.id – Pemungutan suara langsung pada Pilpres AS 2024 dimulai Selasa pagi waktu setempat (5/11/2024).
Jutaan orang Amerika dilaporkan telah memberikan suara mereka dalam salah satu pemilu yang paling ketat hingga saat ini.
Sulit diprediksi sejak awal apakah Kamala Harris dari Partai Demokrat atau Donald Trump dari Partai Republik akan memenangkan hasil Pilpres AS.
Baca Juga: Sisi Lain Pilpres AS 2024, Dilihat dari Masa Kecil Trump dan Kamala Harris yang Menua
Hasil exit poll seringkali membuat mereka berkonflik mengenai dukungan.
Hasil pemilu presiden AS kemungkinan akan diketahui hanya dalam beberapa hari.
Yang pasti Pilpres AS akan membawa konsekuensi besar, apakah menjadikan Harris perempuan pertama yang menjadi Presiden Amerika atau kembali ke Trump dan proses “America First” yang didukungnya. Warnai dengan ancaman bom
Sementara para pemilih mengantri panjang di banyak tempat di “Negeri Tuan Sam”, banyak ancaman bom dilakukan di tempat pemungutan suara.
Sementara itu, polisi di US Capitol, tempat para pendukung Trump melakukan protes setelah kemenangan Trump pada pemilu presiden 2020, menangkap seorang pria yang terdengar
Menurut kantor berita AFP, FBI dan Menteri Luar Negeri Georgia Brad Raffensperger mengatakan bom palsu itu berasal dari Rusia.
Baca Juga: AS Tuding Rusia Sebarkan Disinformasi Saat Warga Ingin Pilpres 2024 di Swing State
Puluhan juta pemilih diperkirakan akan memberikan suaranya pada Pilpres AS pada Selasa waktu setempat atau Selasa Siang dan Pagi (WIB) Rabu (6/11/2024).
Reuters melaporkan, jumlah tersebut diyakini lebih tinggi dibandingkan 83 juta orang yang memberikan suaranya pada awal pemilihan presiden AS kali ini.
Mereka dihadapkan pada pilihan Harris atau Trump, yang masih berusaha mempengaruhi pemilih yang belum menentukan pilihan.
Harris memasuki persaingan secara besar-besaran dan “terakhir” setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri pada bulan Juli; Trump, sebaliknya, selamat dari dua upaya pembunuhan dan satu hukuman pidana. Harris dan Trump berkata:
Setelah berkeliling negara tersebut, Harris kembali ke Washington, di mana ia melakukan panggilan radio di Amerika Serikat dan siap menjawab beberapa panggilan telepon kepada para pemilih.
Ini adalah hari pemungutan suara dan masyarakat harus keluar dan bekerja,” kata Harris kepada radio WVEE-FM di Atlanta.