sp-globalindo.co.id – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menuduh peretas, yang kemungkinan terkait dengan China, menyerang banyak pejabat pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden AS Joe Biden-Kamala Harris.
Salah satunya adalah orang dekat Kamala Harris, yakni staf kampanyenya. Kamala saat ini mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat melawan Donald Trump.
Peretas juga dilaporkan menargetkan pakar dan pejabat diplomatik yang tidak terlalu populer di kalangan masyarakat, namun pejabat Tiongkok yang ingin tahu tentang politik dalam negeri AS dianggap menarik.
Selain Kamala, peretas dikabarkan mengincar Donald Trump yang merupakan rival Kamala di tahun 2024. Pemilihan presiden AS dan mantan presiden AS Donald Trump.
Menurut sumber internal yang dikutip media New York Times, peretas membobol sistem perusahaan telekomunikasi AS. Mereka kemudian menargetkan ponsel pintar yang digunakan oleh keluarga Trump, termasuk putranya Eric Trump dan menantu laki-lakinya Jared Kushner.
Baca Juga: Riset Akamai: Bisnis Digital Prioritas Lindungi API dari Peretas
Jumlah total target yang teridentifikasi dikatakan mendekati 100 orang. Telah diklarifikasi mengenai data apa saja yang diambil peretas.
Menanggapi insiden tersebut, Eric Trump menyalahkan pemerintahan Biden.
“Di bawah kepemimpinan Kamala dan Biden, Tiongkok telah menginjak-injak negara kami,” katanya seperti dikutip New York Times.
Sementara itu, badan intelijen AS, FBI, menolak berkomentar. Donald Trump juga menjadi sasarannya
Insiden ini terjadi setelah serangan dunia maya yang menyerang telepon pintar Trump dan pasangannya JD Vance pekan lalu.
Saat itu, tim kampanye Trump menerima kabar bahwa ponsel Trump dan Vance termasuk di antara target serangan terhadap sistem telepon Verizon, salah satu operator telepon seluler AS.
Korban lainnya juga telah menerima laporan dari otoritas AS, termasuk Senator Chuck Schumer.
FBI saat ini masih menyelidiki serangan siber tersebut. Para peretas dapat mengakses pesan SMS dan log panggilan yang tidak terenkripsi pada perangkat yang terpengaruh, menurut FBI.
Baca Juga: Peretas Tidak Bisa Memata-matai Obrolan Pemain Discord Sekarang
Namun, terdapat juga bukti bahwa percakapan audio juga direkam, meskipun tidak jelas apakah audio tersebut merupakan percakapan telepon atau pesan suara.
FBI belum mengungkap identitas kelompok peretas di balik rangkaian serangan ini. Namun, banyak kelompok keamanan siber meyakini aktivitas tersebut terkait dengan kelompok peretas bernama Salt Typhoon.
Itu karena Salt Typhoon memiliki sejarah operasi siber canggih yang menguntungkan intelijen Tiongkok. Awal tahun ini, Topan Garam menyerang sistem telekomunikasi AS dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintah setempat.
Kedutaan Besar Tiongkok di Washington membantah serangan tersebut didukung oleh pemerintah Tiongkok, seperti diberitakan CNN KompasTekno, Minggu (3/11/2024). Mereka juga mengklaim bahwa informasi yang disebarkan merupakan misrepresentasi atau penyajian fakta yang keliru. Dengarkan berita terbaru dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.