JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Presiden Joko Widodo menyatakan pembangunan infrastruktur berupa jalan tol dan jalur kereta kecepatan tinggi di Indonesia masih jauh dibandingkan China.
Indonesia sebenarnya telah meningkatkan pembangunan jalan tol dari 780 kilometer menjadi 2.433 kilometer dalam 10 tahun terakhir, kata Jokowi, namun masih tertinggal dibandingkan jalan tol China.
“Jalan tol selama ini sekitar 2.433 kilometer. Kalau kita kira dibangun dari tahun 1978 sampai 10 tahun yang lalu, hanya sekitar 780 kilometer, selama 40 tahun lebih hanya 780 kilometer,” kata Jokowi di Kompas 100. . Acara CEO Forum di IKN, Jumat (11/10/2024), kutipan dari YouTube Sekretariat Presiden.
“Saat ini ada 48.000 jalan tol di China, jadi perjalanannya masih panjang,” tambahnya.
Baca Juga: Jelang Pensiun, Jokowi Kemasi Tas dan Janji Kunjungi IKN Secara Rutin
Jalur kereta cepat Indonesia masih kalah dibandingkan Tiongkok, kata Jokowi.
Ia mengatakan, jalur kereta cepat yang dibangun pemerintah dari Jakarta hingga Bandung hanya sepanjang 148 kilometer, sedangkan China membangun kereta berkecepatan tinggi hingga 28.000 kilometer.
Artinya, stok infrastruktur kita tertinggal jauh dari negara-negara yang saya sebutkan tadi, kata Jokowi.
Meski demikian, Jokowi menegaskan, statistik tersebut bukan berarti pemerintah mengabaikan infrastruktur selama 10 tahun menjabat.
Baca juga: Gibran Sebut Jokowi Beri Masukan ke Kabinet kepada Prabowo
Dikatakannya, pemerintah telah membangun 366 ribu kilometer jalan desa, 6.800 embung, 14.700 pasar desa, 46 ribu posyandu, dan 2.433 kilometer jalan tol dari 74,8 ribu desa di Indonesia.
Kemudian, dalam 10 tahun terakhir, dilakukan pembenahan 53 bendungan baru dengan jaringan irigasi seluas 1,2 juta hektare, 26 bandara baru, 25 pelabuhan laut baru, dan 164 pelabuhan.
Selain itu, Indonesia kini juga memiliki sistem angkutan massal seperti angkutan massal (MRT) dan light rail transit (LRT) yang dibangun pada masa kepemimpinan Jokowi.
“LRT juga sudah kita bangun, meski baru dari pusat Jakarta ke Sibubur dan Bekasi. Sayap lainnya sedang berjalan, nanti akan dibangun,” ujarnya.
Jokowi mengatakan, pembangunan infrastruktur tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang diambilnya, termasuk kebijakan keras pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) hingga harga-harga di masyarakat meningkat.
Ia tak menampik kebijakan itu membuat peringkat persetujuannya turun dari 72 menjadi 43. Namun di sisi lain, kapasitas keuangan Indonesia meningkat sekitar Rp 170 triliun.
Jadi ruang keuangan kita saat itu bertambah Rp170 triliun, dari situ kita mulai membangun infrastruktur. Dan 10 tahun terakhir, dari anggaran yang ada, jelas kita punya jalan pedesaan baru, kata Jokowi.
Dengarkan berita terkini kami dan pilih langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.