sp-globalindo.co.id – Batu empedu atau kolesistitis merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap menimpa banyak orang, terutama wanita.
Menurut Dr Arnetta Naomi Louise Lalisang, Sp.B Subsp.BD(K), Konsultan Subspesialis Bedah Pencernaan RSCM, risiko batu empedu dapat dikenali dengan kata “4F” yang meliputi Ibu (wanita), Empat Puluh (tahun lebih dari 40), Gratis (silakan) dan Gemuk (gemuk).
“Karena perempuan punya estrogen, ada hormon, dan itu semua ada kaitannya dengan kolesterol, sehingga pada akhirnya meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu empedu. Tapi laki-laki tidak mencegah kemungkinan itu,” kata dr. Arnetta, seperti ditulis Antara, Rabu (18/12/2024).
Baca juga: Apa Penyebab Sakit Perut Selain Haid? Ini daftar 3…
Batu empedu bisa terbentuk akibat kelebihan lemak yang menyumbat saluran empedu.
Dr. Arnetta juga mengingatkan bahwa perubahan gaya hidup juga mempengaruhi risiko batu empedu.
Meski penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun, namun tidak menutup kemungkinan batu empedu juga bisa terjadi pada usia muda, terutama dengan pola hidup yang tidak sehat.
Terbentuknya batu empedu diawali dengan adanya penyumbatan batu empedu, dimana cairan yang seharusnya masuk ke usus halus tersangkut di kantong empedu.
Akibatnya air mengalami kristalisasi dan akhirnya membentuk batuan.
Gejala batu empedu yang paling umum, menurut Dr. Arnetta, merupakan nyeri perut bagian atas yang seringkali menjalar hingga ke punggung.
Namun, banyak gejala lain yang sering tidak terdiagnosis dan tertukar dengan penyakit lain seperti maag, penyakit tukak lambung, atau GERD.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Sakit Perut? Berikut adalah daftar 10…
“Kelihatannya jelas sekali, punggung saya sakit, sesuatu yang tidak diketahui, misalnya seperti mengeluh lelah terus menerus, beberapa kali saya ke dokter, katanya itu sakit maag, maag, atau GERD. , atau seperti sakit perut tapi tidak ada perubahan, di USG terlihat ada batu di kantong. Empedu tandanya belum diketahui, katanya.
Selain itu, kristalisasi batu empedu dapat menyebabkan peradangan pada kandung empedu yang disebut kolesistitis.
Jika Anda mencurigai adanya gejala yang mencurigakan, Dr. Arnetta mengatakan untuk segera melakukan tes darah untuk mengetahui pastinya.
“Jadi kalau ada keluhan jangan ditutup-tutupi, kadang ada yang mungkin tidak bisa memeriksakan diri, sebaiknya tanyakan pada yang paham, bisa ke dokter penyakit dalam. Bisa ke dokter gastroenterologi, yang penting tahu kalau itu batu empedu ya?” kata dr Arnetta.
Diagnosis dini merupakan langkah penting dalam mencegah komplikasi serius, seperti penyumbatan saluran empedu yang dapat menyebabkan penyakit kuning. Dengarkan berita terbaru dan cerita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.