SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

BPOM Hentikan Peredaran Produk Latiao setelah Temuan Keracunan Makanan

sp-globalindo.co.id – Latio food asal China dihentikan sementara setelah adanya laporan keracunan di beberapa daerah.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghentikan sementara seluruh peredaran produk Latio untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Kepala BPOM Taruna Ikrar saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (11/11/2024) berbicara tentang racun Latio, produk pangan olahan China dari tujuh wilayah China: Lampang, Sukabumi, Wonosobo, Tangsel. Pesan yang diterima. Bandung Barat dan Pamekasan.

Antara mengutip Taruna Iqrar mengatakan, “Hasil uji laboratorium berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap produk penyebab KLBKP (kejadian darurat keracunan makanan) menunjukkan adanya tanda-tanda kontaminasi bakteri Bacillus cereus.”

Baca Juga: Apa Itu Intoleransi Laktosa? Apa itu Bacillus cereus?

Menurut Klinik Cleveland, Bacillus cereus (B. cereus) merupakan bakteri yang menghasilkan senyawa berbahaya (racun) yang dapat membuat Anda sakit.

Ada dua jenis bakteri dan masing-masing menyerang bagian tubuh yang berbeda, yaitu usus dan bagian tubuh lain selain usus.

Bakteri B. cereus yang menyerang usus dapat menyebabkan keracunan makanan.

Keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri ini biasanya cepat sembuh tanpa memerlukan pengobatan khusus.

Namun, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau lemah dapat mengalami penyakit yang lebih serius.

Baca Juga: 5 Gejala Keracunan Ayam Negebul Gejala Keracunan Bacillus Cereus Menurut Dokter

Bakteri Bacillus cereus menghasilkan senyawa berbahaya yang bersifat racun bagi tubuh.

Para taruna mengalami beberapa gejala keracunan Bacillus cereus, antara lain sakit perut, pusing, mual, dan muntah.

Saat ini, lanjutnya, terdapat 73 produk Latio yang beredar dan empat produk terbukti mengandung bakteri tersebut.

Pihaknya juga meninjau fasilitas distribusi, khususnya gudang importir dan distributor. BPOM bertekad tidak mematuhi Cara Distribusi Pangan Olahan yang Baik (CperPOB).

Langkah yang mereka lakukan adalah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menghentikan penjualan Latio secara online serta menghapus dan memusnahkan produk yang dikaitkan dengan KLBKP.

“Kami meminta importir segera melaporkan proses penyitaan dan pemusnahan ini kepada Badan POM dan pelaksanaannya akan terus kami monitor,” ujarnya.

Selain menghentikan sementara distribusi Latio, pihak tersebut juga menghentikan sementara pendaftaran dan impor produk tersebut sebagai tindakan pencegahan sementara kasus tersebut diselidiki lebih lanjut.

Dalam kesempatan tersebut, Taruna Iqrar mengingatkan masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas dan selalu memantau keamanan pangan yang dikonsumsi.

Taruna mengingatkan kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui untuk menghindari konsumsi makanan olahan pedas dan memilih makanan yang aman dan berkualitas.

BPOM akan terus memperkuat pengawasan pra pasar dan pasca pasar terhadap produk pangan yang beredar di masyarakat, ujarnya. Dengarkan berita terkini dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *