sp-globalindo.co.id – Dekongestan menjadi pilihan utama penderita flu. Namun pejabat di Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) baru-baru ini mengatakan bahwa tidak semua dekongestan efektif.
Dekongestan yang cukup populer adalah phenylephrine (Phenylephrine), yang digunakan dalam ratusan obat bebas untuk meredakan hidung tersumbat.
Para ahli telah lama mempertanyakan efektivitas fenilefrin. Hingga saat ini, FDA secara resmi mendorong produsen obat untuk menghilangkan bahan aktif ini dari formulasi produk mereka.
Ini adalah kemenangan bagi para akademisi yang skeptis, termasuk peneliti dari Universitas Florida yang meminta FDA untuk meninjau penggunaan obat tersebut pada tahun 2007. dan lagi pada tahun 2015
Dokter mengatakan gejala pilek dapat diredakan tanpa mengonsumsi dekongestan fenilefrin, yang sering dikombinasikan dengan obat flu, demam, atau alergi lainnya.
Baca juga: Dokter: Jangan Remehkan Penyakit Musiman Seperti Batuk dan Pilek
Keputusan FDA ini diperkirakan terjadi setelah para penasihat federal memutuskan dengan suara bulat tahun lalu bahwa obat oral fenilefrin belum terbukti mengurangi hidung tersumbat.
Para ahli meninjau beberapa penelitian besar baru-baru ini yang menunjukkan bahwa fenilefrin tidak lebih baik daripada plasebo untuk membersihkan saluran hidung.
Mereka juga meninjau penelitian dari tahun 1960an dan 1970an yang mendukung penggunaan awal obat tersebut, dan menemukan banyak kekurangan dan data yang meragukan.
Selain fenilefrin, masih banyak zat aktif yang beredar di pasaran yang dapat mengurangi gejala flu biasa. Selain obat, hidung tersumbat, gatal, dan bersin juga bisa diatasi dengan obat tetes garam dan obat kumur dengan air garam.
Baca juga: Apakah Anak yang Batuk dan Pilek Perlu Antibiotik? Begitulah kata dokter… Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.