SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Dokter: Anak dengan Sindrom Nefrotik Kurangi Garam

sp-globalindo.co.id – Sindrom nefrotik adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada glomeruli (bagian ginjal yang bertugas menyaring darah), sehingga mengakibatkan tingginya kadar protein dalam urin.

Konsultan Nefrologi Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Umum Nasional Dr. Dr. Siputo Mangukusumo. Ph.D. Sudung O. Pardede Sp.A(K) menyatakan, anak penderita sindrom nefrotik disarankan membatasi asupan garam.

“Karena penderita sindrom nefrotik akan mengalami edema, maka asupan garam menjadi salah satu penyebab terjadinya edema. Oleh karena itu, untuk mengatasi edema, selain minum obat juga harus membatasi asupan garam, Rabu (6/11/). ), penulis: Antara.

Baca Juga: Pengertian Sindrom Nefrotik, Kemungkinan Penyebab Gagal Ginjal

Anak-anak dengan sindrom nefrotik mungkin mengalami pembengkakan pada kelopak mata, perut, alat kelamin, bagian belakang kaki, dan perut.

Meskipun anak-anak dengan sindrom nefrotik secara teratur mengonsumsi obat-obatan yang merangsang lebih banyak urin untuk mengurangi cairan yang menyebabkan pembengkakan, orang tua juga harus membatasi asupan garam pada anak-anak mereka untuk mengatasi pembengkakan, kata Sudong.

Jika Anda tidak membatasi asupan garam, cairan yang dikeluarkan dari tubuh bisa terperangkap sehingga pembengkakan tidak akan sembuh.

“Jadi, kurangi garam untuk sementara dan batasi lebih awal, agar bayi tidak memiliki garam di tubuhnya di kemudian hari.”

Anak-anak dengan sindrom nefrotik seringkali kurang berolahraga karena merasa tidak nyaman, kata Sudong.

Namun, orang tua tetap perlu memastikan anak meminimalkan aktivitas untuk membantu pembengkakan dan penyembuhan lebih cepat.

Sudung juga mengatakan agar orang tua memperhatikan status saluran kemih anak penderita sindrom nefrotik yang telah selesai pengobatan.

“Kalaupun sudah sembuh, tetap perlu dievaluasi apakah ada kemungkinan kambuh. Kalau kambuh, akan berobat dan tes urin (bersamaan),” imbuhnya.

Baca Juga: Sindrom Nefrotik

Menurut situs Kementerian Kesehatan, sindrom nefrotik adalah penyakit ginjal yang terjadi ketika kerusakan glomeruli mengakibatkan protein dikeluarkan melalui urin.

Kebocoran protein menyebabkan rendahnya kadar protein dalam darah (albumin). Akibatnya, cairan bisa bocor keluar pembuluh darah ke jaringan sekitarnya dan menyebabkan pembengkakan.

Penyakit ginjal ini ditandai dengan proteinuria, atau pembengkakan akibat adanya protein dalam urin, atau pembengkakan di sekitar mata, alat kelamin, perut, kaki, dan tangan;

Gejala lainnya meliputi diare, mual, kelelahan, mengantuk, kehilangan nafsu makan, dan penambahan berat badan akibat retensi cairan.

Selain membatasi asupan makanan tinggi natrium untuk membantu menjaga tekanan darah dan mencegah edema, penderita sindrom nefrotik juga disarankan untuk mengonsumsi makanan rendah lemak, terutama lemak jenuh. Dengarkan berita terkini dan pilihan terbaik kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk menonton Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *